Malang, SERU.co.id – Peningkatan cuaca ekstrem akhir-akhir ini mengancam terjadinya bencana di berbagai daerah. BPBD Kota Malang mencatat, banjir masih menjadi ancaman utama, sehingga pihaknya memperkuat mitigasi bencana.
Kepala BPBD Kota Malang, Prayitno menjelaskan, pihaknya secara aktif mengirimkan ramalan cuaca harian dari BMKG kepada jajaran pemerintah hingga tingkat kelurahan. Informasi tersebut untuk diteruskan ke kelompok Kelurahan Tangguh Bencana, yang anggotanya mencapai sekitar 30 orang di setiap wilayah.
“Ramalan cuaca kami kirim setiap hari. Namun, memang ada sebagian masyarakat yang belum sempat menerima informasi atau berkomunikasi dengan relawan, sehingga tetap beraktivitas saat cuaca ekstrem,” seru Prayitno, Kamis (6/11/2025) kemarin.
Untuk meningkatkan kesiapsiagaan, BPBD Kota Malang telah melatih sekitar 2.000 warga di wilayah rawan hujan. Pihaknya juga berencana akan melatih 1.000 orang tambahan.
“Upaya memperkuat mitigasi mitigasi bencana sangat penting untuk meminimalkan dampak bencana. Salah satunya dengan meningkatkan kapasitas masyarakat di daerah rawan bencana melalui pelatihan,” ungkapnya.
Ia menerangkan, pelatihan tersebut mencakup tata cara penanganan bencana sebelum, saat dan setelah kejadian. Tidak hanya teori, masyarakat yang terlibat dalam pelatihan juga mendapatkan simulasi bencana secara langsung untuk belajar mengaplikasikan ilmunya.
Prayitno menambahkan, potensi bencana terbesar di Kota Malang adalah banjir, terutama saat intensitas hujan meningkat. Tren kejadian bencana sendiri mengalami kenaikan, dari sekitar 470 kasus menjadi 490 kasus hingga bulan ini.
“Kami fokus pada mitigasi dan kesiapsiagaan. Dengan mitigasi yang baik, seburuk apapun kondisinya, masyarakat bisa lebih siap,” tegasnya.
Ia menilai, edukasi dan pelatihan mitigasi bencana terbukti efektif mengurangi risiko kerugian. Warga yang paham tanda-tanda bencana dapat segera mengamankan aset, memperkuat bangunan, atau mengevakuasi kelompok rentan lebih awal.
“Kalau masyarakat tahu apa yang harus dilakukan, mereka bisa menyelamatkan dokumen, barang berharga, dan keluarga lebih cepat. Itulah tujuan utama mitigasi,” tuturnya.
Selain itu, BPBD Kota Malang memperkuat koordinasi lintas instansi seperti DLH, PLN dan Telkom. Pihaknya juga menggelar gladi lapang serta pemetaan kawasan rawan bencana.
“Harapannya, dengan adanya peta rawan bencana, masyarakat bisa lebih aware. Meski begitu, ada kejadian yang sulit diprediksi seperti angin puting beliung, sehingga perlu berhati-hati,” pungkasnya. (bas/mzm)








