Jakarta, SERU.co.id – Nama Janice Tjen tengah melesat sebagai wajah baru tenis Indonesia. Petenis berusia 23 tahun itu kembali menunjukkan tajinya setelah melewati laga pertama kualifikasi WTA 1000 China Open 2025 di Beijing, Senin (22/9/2025). Kini ia sudah menempati peringkat 102 dunia dan menjadi inspirasi generasi muda.
Janice berhasil menyingkirkan petenis Italia Lucrezia Stefanini (peringkat 149 dunia) dengan kemenangan dua set langsung, 6-4 dan 6-3. Pertandingan berlangsung selama 1 jam 23 menit. Hasil ini menambah catatan positifnya usai tampil mengesankan di Sao Paulo Open, Brasil, pekan lalu.
Di Sao Paulo, Janice sukses menembus final meski akhirnya kalah dari petenis Prancis, Tiantsoa Rakotomanga Rajaonah, dengan skor 3-6, 4-6. Prestasi ini kian menegaskan statusnya sebagai tunggal putri terbaik Indonesia saat ini.
Perjalanan Janice tergolong luar biasa. Baru tahun lalu ia lulus dari Pepperdine University, Amerika Serikat. Sebelumnya ia memperkuat tim tenis Universitas Oregon Ducks. Dalam waktu singkat, ia beralih ke jalur profesional dan berhasil menorehkan capaian yang jarang diraih petenis Indonesia.
Pada US Open 2025, Janice membuat sejarah dengan lolos kualifikasi dan mencatat kemenangan di babak utama Grand Slam. Capaian terakhir kali ditorehkan Angelique Widjaja dua dekade silam.
Kariernya menanjak pesat, hanya dalam 16 bulan ia mengoleksi tujuh gelar ITF. Ia juga mencatat rekor 100 kemenangan dari 113 pertandingan. Janice juga pernah mencapai babak 16 besar tunggal putri Asian Games 2022 Hangzhou dan semifinal ganda putri bersama Aldila Sutjiadi. Bahkan, pada Mei dan Juni 2025, ia diganjar penghargaan ITF World Tennis Tour Player of the Month.
Di balik prestasinya, Janice tak menutup mata bahwa jalur tenis profesional penuh tantangan. Biaya turnamen, pelatih, hingga perjalanan antarbenua bukan hal mudah.
“Saya tidak akan bisa melakukan semua ini tanpa sponsor pribadi dari Indonesia. Juga dukungan penuh keluarga saya,” kata pelatihnya, Chris Bint, yang setia mendampingi sejak awal kariernya.
Meski tak banyak menerima sokongan dari federasi atau pemerintah, Janice menegaskan, motivasinya sederhana. Ia ingin membanggakan Merah Putih.
“Saya bangga melakukan ini untuk negara saya. Semoga bisa menginspirasi anak-anak muda untuk percaya bahwa mereka juga bisa berada di sini,” ujar Janice. (aan/mzm)