Jakarta, SERU.co.id – Presiden Jokowi mengatakan, Indonesia bisa mengalami resesi, jika kondisi ekonomi tetap minus di kuartal III. Hal tersebut disampaikan saat rapat terbatas bersama para gubernur melalui video telekonferensi, Selasa (1/9/2020).
“Untuk itu, kuartal III 2020 yang kami masih punya waktu satu bulan, Juli, Agustus, September 2020. Kami masih punya kesempatan di September 2020. Kalau masih berada pada posisi minus, artinya Indonesia masuk resesi,” seru Presiden.
Jokowi menegaskan kepada jajarannya untuk bekerja keras memulihkan kembali ekonomi di saat pandemi Covid-19 ini. Ia mengingatkan agar ekonomi di kuartal III bertumbuh dan tidak minus, sehingga Indonesia tidak mengalami resesi.
Jokowi meminta para kepala daerah agar belanja daerah dan penyaluran bantuan sosial dipercepat, sehingga mendorong adanya pertumbuhan ekonomi. Konsumsi masyarakat pun akan meningkat dan ekonomi daerah akan pulih.
“Realisasi APBD seperti ini, setiap hari saya ikuti di semua provinsi, kabupaten, kota, karena kelihatan angka-angkanya. Tolong diperhatikan, sehingga realisasi pengadaan barang dan jasa, belanja modal dan belanja bansos segera terealisasi,” tambahnya.
Jokowi juga mengimbau kepala daerah untuk melihat kembali realisasi penyerapan anggaran di daerahnya masing-masing. Berdasarkan data per 27 Agustus 2020, rata-rata nasional belanja untuk APBD provinsi masih sebesar 44,74% dan 48,8% untuk kabupaten/kota.
“Hati-hati mengenai ini. Ini angkanya saya kira bisa kita lihat belanja untuk barang dan jasa realisasinya sudah berapa, untuk belanja modal berapa, untuk belanja bansos berapa,” tegas Jokowi.
Presiden mencontohkan, pertumbuhan ekonomi positif terjadi di Papua dan Papua Barat. Papua memiliki angka 4,25 persen, sementara Papua Barat mencapai 0,25 persen.
Daerah yang pertumbuhannya negatif pada kuartal II adalah Bali, DKI Jakarta, dan Yogyakarta. Bali dengan angka 10,98%, DKI Jakarta 8,22% dan Yogyakarta 6,74%.
Pada kuartal I, ekonomi Indonesia masih tumbuh positif sebesar 2,97 persen. Namun, pada kuartal II menjadi minus 5,3 persen. (hma/rhd)