Batu, SERU.co.id – Berawal dari seorang kawan yang mengaku pernah menjadi korban gendam, hingga sejumlah uang yang ada di dalam lemari uang kantornya tanpa disadari lenyap. Alangkah terkejutnya, setelah dilihat di CCTV, ternyata uang tersebut justru ia keluarkan sendiri dan diserahkan kepada seseorang yang beberapa menit sebelumnya datang dan mengajaknya berbicara.
Sadar baru saja terkena gendam, iapun berusaha melaporkan kejadian itu kepada pihak keamanan. Namun sayang, terbatasnya sarana keamanan, keberadaan pria yang diketahui berdialeg melayu itu, hilang tak terkejar. Wartawan SERU.co.id, berkesempatan bertemu dengan salah seorang trainer outbond yang sekaligus adalah praktisi hipnosis di Kota Batu, Anggara Jaya Wardhana.
Kepada SERU.co.id, Anggara mengatakan, gendam adalah praktik yang sering dikaitkan dengan kejahatan penipuan. Di mana pelaku menggunakan metode untuk mempengaruhi pikiran bawah sadar korban, mirip hipnotis. Pelaku gendam biasanya menggunakan mantra atau metode sugesti untuk mempengaruhi korban agar mempercayai dan mengikuti perintah mereka.
“Hipnotis sangat bermanfaat untuk kegiatan-kegiatan positif, namun sayangnya ada yang menggunakan keahliannya justru untuk tujuan kejahatan,” serunya.
Anggara menjelaskan, hipnotis tidak akan berhasil jika kita yakin bisa menolaknya, sebab pelaku gendam memanfaatkan ketakutan yang muncul dari dalam diri korban. Jadi intinya, harus yakin pada diri sendiri. Kalau kita sadar bahwa seseorang sedang memberikan sugesti kepada kita, kita bisa segera menghindar dan berpindah dari tempat itu.
“Pelaku gendam sering menggunakan teknik komunikasi persuasif. Jadi, penting untuk berhati-hati dengan orang yang mencoba memberikan sugesti atau mempengaruhi Anda,” ungkap trainer outbond itu.
Angga, begitu sapaannya menjelaskan, niat orang untuk berbuat jahat muncul disaat ia melihat calon korbannya menggunakan perhiasan. Untuk itu ingat mengingatkan agar siapapun dapat menghindari pemakaian perhiasan yang berlebihan. Pelaku gendam sering mengincar korban yang tampak memiliki barang berharga.
“Mengenakan perhiasan secara minimalis dapat mengurangi risiko menjadi target,” ujar penggiat wisata outbond dan rafting Sahabat Air Batu itu.
Anggara juga berpesan, bila seseorang dicurigai sedang berusaha menggendam, segera laporkan pada petugas keamanan terdekat. Upaya paling utama untuk menghindari kejahatan gendam ini adalah berdoa kepada Tuhan sesuai dengan agama dan kepercayaannya setiap akan bepergian. Sebab, perlindungan Tuhan adalah sebuah hal yang utama agar kita terhindar dari segala sesuatu yang membuat kita celaka.
“Akan lebih aman bila saat bepergian dengan rekan, agar bisa dapat saling mengingatkan,” imbuhnya.
Meskipun gendam sering dianggap sebagai praktik mistis atau ilmu hitam, pada dasarnya, ini adalah bentuk hipnotis yang menggunakan metode syok. Tujuannya adalah untuk memutus pola pikiran korban dan menyebabkan kebingungan. Gendam dan hipnotis modern memiliki kesamaan dalam teknik pra-induksi dan sugesti.
“Tetapi gendam sering dianggap lebih terkait dengan praktik gaib,” pungkasnya. (dik/mzm)