Malang, SERU.co.id – Memperingati satu dekade (10 tahun) perjalanan, Malang Autism Center (MAC) menggelar acara Malang Autism Colors (MACo) di Malang Creative Center (MCC). Pameran karya 16 pelukis anak dengan Autism Spectrum Disorder (ASD), dari berbagai daerah, mulai dari Jakarta hingga Mojokerto. Bertajuk ‘Guidelines Pameran Lukisan dan Karya Art Exhibition Day: Voices from The Spectrum’, mulai 17-26 Oktober 2025.
Pendiri Malang Autism Center (MAC), M. Cahyadi mengatakan, pameran lukisan anak autisme ini pertama di Jawa Timur. Sekaligus menjadi bukti nyata bahwa anak-anak dengan kebutuhan khusus mampu mengekspresikan diri dan berkarya layaknya anak-anak lainnya.
“Ketika anak-anak dengan kebutuhan khusus diberikan ruang yang inklusif dan suportif, maka hasilnya sangat luar biasa. Tapi jangan lihat hasilnya, tapi bagaimana prosesnya orang tua dengan perjuangan luar hingga sampai di titik ini,” seru Acai, sapaan akrabnya, Jumat (17/10/2025).
Disebutkannya, selama masyarakat memberikan ruang, anak-anak dengan autisme mampu menunjukkan potensi luar biasa yang mungkin belum pernah kita bayangkan. Pameran ini bukan hanya tentang karya seni, tetapi juga tentang keberanian, ekspresi dan inklusi.
“Sebagaimana anak-anak lainnya, perlu terus kita dorong, agar setiap anak memiliki kesempatan untuk berkembang dan diapresiasi. 16 pelukis anak ini juga memiliki kemampuan dan kekhasan yang berbeda, makanya harga tiap karya juga berbeda. Semakin tinggi jam terbangnya, maka semakin mahal pula harganya, dan lukisan disini dijual mulai Rp500 ribu hingga Rp11 juta,” terang Acai.
Melalui kegiatan ini, Malang Autism Colors (MACo) berharap, masyarakat dapat semakin memahami anak dengan autisme memiliki cara unik. Baik dalam berkomunikasi dengan dunia, salah satunya melalui seni.
“Anak autis berkarya, dunia berwarna. Pameran ini menjadi simbol bahwa perbedaan bukanlah batasan. Melainkan warna yang memperkaya kehidupan bersama,” tandasnya.
Dalam kesempatan itu, Kepala Kejaksaan Negeri (Kajari) Kota Malang, Tri Joko SH MH mengapresiasi terselenggaranya pameran lukisan anak-anak dengan Autism Spectrum Disorder (ASD) ini. Dirinya tak menyangka, ada banyak anak-anak luar biasa dengan hasil kemampuan yang juga luar biasa. Bahkan boleh dibandingkan dengan anak normal pada umumnya yang memiliki kemampuan melukis yang sama.
“Anak-anak surga ini memiliki orang tua yang luar biasa, apalagi ketika diberikan akses untuk berekspresi, maka hasilnya juga luar biasa. Kami sebagai bagian masyarakat yang peduli atas karya lukisan ekspresi jiwa dan kejujuran anak-anak surga ini,” ungkap Kajari.
Menurutnya, mereka tidak bisa dipandang sebelah mata, contohnya Leonardo Davinci, yang notabene juga anak dengan autisme bisa menciptakan karya luar biasa.
“Karya mereka bukan hanya bagus, tapi memiliki karya bernilai luar biasa. Dan Leonardo da Vinci salah satu buktinya, mampu menembus dunia,” pungkasnya. (rhd)