Malang, SERU.co.id – Politeknik Negeri Malang (Polinema) menegaskan komitmennya dalam mendukung pengembangan ekonomi kreatif dan inovasi digital. Dengan menampilkan Enam Game Digital dalam Indonesia Creative Cities Festival (ICCF) Nusantaraya 2025 di Malang Creative Center (MCC) lantai 7.
Kegiatan tahunan diinisiasi oleh Indonesia Creative Cities Network (ICCN) ini menjadi wadah kolaborasi bagi jejaring kota dan kabupaten kreatif di seluruh Indonesia. Tahun ini, ICCF bertemakan ‘ICCN Sebagai Motor Penggerak dan Penentu Arah Kompas Pembangunan Ekonomi Kreatif Indonesia.’
Dosen pembimbing tim pameran Polinema, Dimas Wahyu Wibowo ST MT mengatakan, ICCF Nusantaraya 2025 diisi beragam acara. Di antaranya forum diskusi, presentasi inovasi, dan jejaring antaranggota ICCN dari lebih dari 260 kabupaten/kota kreatif di seluruh Indonesia.
“Partisipasi mahasiswa dan dosen Polinema dalam ICCF Nusantaraya menjadi kesempatan strategis menampilkan karya inovatif. Sekaligus berjejaring dengan komunitas kreatif nasional,” seru Dimas Wahyu Wibowo ST MT.
Melalui keikutsertaan dalam ICCF Nusantaraya 2025 di MCC Malang, Polinema menerjunkan Dimas Wahyu Wibowo ST MT, Jonathan Emmanuel Kristanto, Daffa Satria Maulana, Rafi Abiyyu Airlangga, Gunawan Wibisono dan Muhammad Erril Putra Pratidina. Polinema menegaskan, perannya sebagai institusi vokasi yang aktif mendukung gerakan nasional membangun kota kreatif dan memperkuat ekonomi digital.
“Polinema berkomitmen menjadi pusat pengembangan talenta digital, kreativitas mahasiswa dan inovasi teknologi berdaya saing global. Serta memberi dampak positif bagi masyarakat,” imbuhnya.
Dalam pameran bertajuk ‘Media Art and Digital Future’, Polinema menampilkan beragam karya unggulan mahasiswa dan dosen berbasis Artificial Intelligence (AI) dan Digital Innovation. Pameran ini menjadi ajang unjuk kreativitas sivitas akademika Polinema, sekaligus sarana berbagi gagasan mendorong pengembangan ekosistem digital di Jawa Timur dan Indonesia.
Polinema berpartisipasi bersama berbagai lembaga dan komunitas digital, antara lain:
– Stasion (Komunitas Startup Malang),
– GDM (Game Developer Malang),
– EJS Center,
– Diskominfo Jawa Timur, serta
– Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Singhasari.
Kehadiran berbagai pihak ini mencerminkan semangat kolaborasi lintas sektor antara akademisi, pelaku industri, dan komunitas kreatif dalam memperkuat ekosistem ekonomi digital nasional.
Dalam ICCF Nusantaraya 2025, Polinema menampilkan enam karya game digital hasil inovasi mahasiswa yang menggabungkan aspek kreativitas, logika, dan teknologi. Setiap karya memiliki konsep unik serta dikembangkan dalam waktu singkat melalui partisipasi dalam berbagai ajang game jam nasional.
Baca juga: Polinema Hadirkan Charger Portabel Berbasis Panel Surya Bikin Nyaman Pengunjung Kopi Koopen
Berikut karya-karya yang ditampilkan:
1. Memorize IT
Karya ini terinspirasi dari keinginan membuat game ringan namun menantang, sekaligus melatih daya ingat pemain. Lama pembuatan 1 minggu (untuk ajang Memento Gamejam), genre karya ini adalah Puzzle.
Konsep karya ini pemain diberi waktu 10 detik untuk mengingat susunan objek acak, lalu diminta menyusunnya kembali berdasarkan ingatan. Di akhir level, sistem menampilkan persentase kecocokan hasil pemain.
2. Damned Veil
Karya ini terinspirasi dari permainan karambol/biliar yang mengandalkan pantulan bola. Ide ini dikembangkan menjadi game bernuansa mistis dengan mekanik tembakan memantul. Lama pembuatan 1 bulan, genre karya ini adalah Strategy, Puzzle, Shooter.
Konsep karya ini pemain harus mengalahkan seluruh musuh dengan jumlah peluru terbatas. Strategi dan perhitungan sudut pantulan menjadi kunci kemenangan.
3. Skill Issue
Karya ini dibuat untuk GIMJAM 2024 (oleh GIM ITB), dengan konsep menciptakan game puzzle yang sangat menantang. Nama “Skill Issue” menggambarkan tingkat kesulitannya yang tinggi. Lama pembuatannya 1 minggu, genre karya ini adalah Puzzle.
Konsep dari karya ini pemain mengendalikan satu atau beberapa karakter slime untuk diarahkan menuju garis finish melalui jalur logika dan strategi.
4. Vortex Velocity
Karya ini dikembangkan untuk Comfest 2024 dengan tema “City of Tomorrow”. Lama pembuatan 1 minggu, genre karya ini Adalah Racing.
Konsep karya ini adalah game balapan futuristik dimana pemain mengendalikan drone dan harus melewati berbagai rintangan bercahaya neon hingga garis finish.
5. Cat Up
Karya ini dibuat untuk Gameseed 2025. Terinspirasi dari perilaku lucu kucing yang suka tidur di tempat sulit dijangkau. Lama pembuatan 1 minggu, genre karya ini adalah Puzzle.
Konsep dari karya ini adalah pemain menyusun berbagai objek untuk membantu seekor kucing mencapai tempat tidurnya yang melayang.
6. Magicaffeine Story
Karya ini dibuat untuk Gameseed 2025 dengan tema “Simulasi Sehari-Hari”. Terinspirasi dari dunia barista, dikombinasikan dengan elemen fantasi dan sihir. Lama pembuatan 10 hari, genre karya ini adalah Arcade, Simulasi.
Konsep dari karya ini adalah pemain berperan sebagai pembuat kopi di dunia fantasi, melayani berbagai pelanggan seperti elf dan penyihir. Setiap racikan kopi menghasilkan kombinasi unik berdasarkan bahan yang dipilih.
(rhd)








