Kabupaten Malang, SERU.co.id – Dilihat betapa megahnya HUT Kabupaten Malang yang digelar tahun lalu, ternyata membuat kecewa sejumlah Pembatik yang ada di Malang Raya. Bagai menelan pil pahit, ternyata para seniman batik diberi janji palsu oleh pihak penyelenggara yakni Pemerintah Kabupaten Malang.
Seorang Pembatik, juga pemilik batik “Wong Ngantang”, Heru Taufan, menjelaskan, bahwa kekecewaan itu terjadi saat Dinas Koperasi dan UMKM Kabupaten Malang menggelar Lomba Batik se Malang Raya dalam rangka memperingati HUT Kabupaten Malang pada tahun lalu.
“Lomba batik itu sudah digelar tahun lalu, tetapi sampai sekarang dan hampir satu tahun hadiah dan penghargaan belum diberikan,” ungkap dia, Jumat (26/7/2019).
Celakanya, sampai sekarang juga tidak ada kabar, padahal, menurut Heru, saat itu juga dilakukan lelang. Lalu, tambah dia, Pemerintah Kabupaten Malang menjanjikan untuk melakukan pelatihan kepada para pembatik, sampai sekarang juga tidak terealisasi.
“Yang jelas, kami kecewa dengan Pemerintah Kabupaten Malang. Apalagi dengan Disperindag, yang janji lagi kepada kami untuk memberikan pelatihan akhir bulan ini, sudah dipersiapkan semua malah tidak datang. Dihubungi, tidak ada balasan,” tandas dia.
Terkait permasalahan tersebut, Koordinator Badan Pekerja Prodesa, D. indra, mengungkapkan bahwa kejadian yang dialami oleh pembatik itu harus ditanggapi serius. “Kejadian itu sangat mencoreng Pemerintahan Kabupaten Malang di bawah kepemimpinan Plt Bupati Malang, Sanusi,” ujar dia.
Lebih lanjut, dijelaskan olehnya, banyak peristiwa di Kabupaten Malang yang dianggapnya mengundang kontroversi, mulai dari mutasi ilegal, dan saat ini, membuat para pembatik berkeluh kesah gara-gara hadiah dan penghargaan belum diberikan.
“Pastinya, Pemkab Malang sangat mengecewakan pembatik, disaat Kementerian giat melakukan asseament kepada pembatik tulis di Malang Raya. Kami akan mengawal kasus inj sehingga para pembatik bisa mendapatkan hak dan perhatian dari Pemkab Malang,” tegas Indra. (put)