Setidaknya dalam satu kali panen, warga dapat mengantongi uang hasil menjual sayur paling tidak Rp300-500 ribu, tergantung jenis dan luas tanah yang digunakan untuk menanam. Meskipun bukan penghasilan utama, roda ekonomi warga bisa terus berjalan. Menurut pantauan SERU.co.id, lingkungan tersebut terlihat sejuk, segar dan selalu bersih.
Tak hanya antusias masyarakatnya yang luar biasa, pemerintah desa juga ambil andil dalam menghidupkan kegiatan positif itu.
“Kepedulian, sambutan dari kepala desa bagus, ada bantuan juga dari desa berupa pemberian polybag, benih,” imbuh Tukirin.
Untuk kedepan, Tukirin berharap agar kampung sayur yang telah mereka bangun bisa berjalan sesuai dengan konsep awal. Yang menguatkan kesejahteraan masyarakat dan mengarah pada kampung wisata.
“Kami dulunya ingin menjadi kampung wisata tani atau sayur. Karena nanti misal ada pelatihan-pelatihan, pembenihan tanam sayur untuk anak sekolah tujuannya begitu,” terangnya.(ws6/ono)
