Malang, SERU.co.id – Berbagai upaya telah dilakukan oleh Pemerintah Kota (Pemkot) Malang melalui Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Malang untuk menghadapi permasalahan parkir. Selain pembangunan fasilitas, perubahan pola pikir terkait budaya parkir juga harus diubah.
Hal itu disampaikan oleh Kadishub Kota Malang, Widjaja Saleh Putra. Saat ini masyarakat Kota Malang cenderung memarkir kendaraannya di lokasi yang memiliki akses instan ke lokasi tujuan. Sehingga tidak jarang, dengan budaya tersebut, dapat menyebabkan sejumlah kantong parkir membludak.
“Pembangunan sosial juga sangat penting, misalnya jangan parkir dengan dekat tempat tujuan. Sosiologinya ini penting untuk membangun hal itu. Tapi siapkah kita?,” seru Widjaja, Jumat (14/10/2022).
Menurutnya, hal itu berdasarkan hasil kajiannya soal budaya parkir di berbagai kota-kota besar di Indonesia. Dimana di Kota tersebut, masyarakat diwajibkan menggunakan angkutan umum yang telah disediakan untuk meminimalisir kemacetan.
“Selain badan kita sehat karena sedikit berjalan ke tempat lokasi, tentu kita juga bisa memanfaatkan itu untuk hal-hal lain. Misalnya di Kayutangan, tidak apa-apa parkirnya agak jauh, tapi kita juga bisa sesekali menghidupi usaha-usaha yang ada di sana,” imbuhnya.
Selain itu, permasalahan yang timbul juga datang dari berbagai pemilik usaha di Kota Malang, yang tidak menyiapkan lahan parkir. Seperti diketahui, berbagai jenis usaha di Kota Malang kini mulai bermunculan. Misalnya tempat makan, hingga cafe.
“Harapannya ya lahan parkir itu tidak hanya disediakan oleh pemerintah saja, tapi masyarakat juga. Kebanyakan hanya membuka usaha, tanpa menyediakan lahan parkir,” tuturnya.
