“Permainannya secara manual karena selain informatif kita juga ingin anak-anak bisa lepas dari handphone, tapi kalau untuk akses sejarahnya lewat hp,” sambungnya.
Namun sayangnya permainan yang lahir sejak 2021, dengan keunggulan belajar sambil bermain tersebut masih dalam tahap penyempurnaan dan pengembangan sehingga belum dapat diakses oleh masyarakat.
“Ini masih prototype jadi masih dicoba dan lebih dikembangkan, aplikasinya juga belum ada di playstore. Dilihat dari desain kartunya juga pop culture jadi enggak ketinggalan jaman. Enggak cuma main kartu tapi juga kreatif dan menimbulkan rasa nasionalisme bagi anak-anak,” tutupnya. (ws6/ono)
Baca juga:
- DPC HPI Malang Resmi Mengukuhkan 28 Anggota Baru Lewat Penandatanganan Pakta Integritas
- Pemkab Malang Dalami Dugaan Keracunan Massal MBG, Sejumlah Alat Bukti Diamankan
- Fraksi Gerindra DPRD Kabupaten Malang: Evaluasi Boleh, Tapi Jangan Matikan Program MBG
- Danantara Indonesia Mesin Baru Optimalkan Aset Produktif Tingkatkan Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen
- Pihak Sekolah Buka Suara Dugaan Keracunan Massal MBG di MTs Al Khalifah Cepokomulyo








