Ritual Manten Kopi mempertemukan kopi tangkai laki-laki dan perempuan. Pasangan tangkai ini diibaratkan pengantin lelaki dan pengantin perempuan.
Prosesi ritual Manten Kopi dimulai dengan memetik kopi di salah satu pohon oleh sesepuh Desa Modangan. Kopi yang dipilih adalah kopi di tempat yang dianggap paling subur.
“Ritual Manten Kopi sudah menjadi tradisi tahunan. Namun dua tahun sebelumnya kita adakan secara internal, karena ada pandemi covid-19,” tambah Herry.
Setelah memilih kopi lanang dan kopi wadon, kemudian keduanya dibungkus menggunakan kain putih. Lalu diarak mengelilingi sebagian kebun kopi seluas 250 hektare itu dengan diiringi alunan gamelan Jawa.
Setelah diarak, kedua kopi tersebut diserahkan kepada pengelola pabrik kopi yang sudah menunggu di pendopo sebagai pelaminan pengantin kopi. Hal ini sebagai pertanda kopi siap diolah.
“Ritual pengantin kopi sebagai ucapan rasa syukur kepada sang pencipta. Agar hasil panen tahun-tahun berikutnya lebih baik dan lebih banyak,” jelasnya. (adv/leh/rhd)
Baca juga:
- Fatayat NU Kota Batu Siap Dukung Visi Misi Kepala Daerah
- DKP Kabupaten Malang Targetkan 42 Kelompok B2SA, Dorong Kesejahteraan Lewat Berkebun
- Mensos Hadiri Peringatan HLUN 2025 di Jember, 4.000 Lansia Senam Massal
- Ribuan Buruh Siap Geruduk Istana Merdeka Tuntut Perlindungan di Tengah Gelombang PHK
- Karate Championship Piala Dandim 0833 Ajang Pencarian Bibit Unggul Atlet Nasional Internasional