Blitar, SERU.co.id – Dari hamparan tanah subur di lereng Gunung Kawi, aroma sejarah kembali menyeruak. Perkebunan Kawisari sejak 1870, kini menyalurkan warisannya dalam bentuk Wit Kopi Kawisari Café 1870 di Wlingi, Blitar. Selain tempat menikmati kopi, cafe ini menjadi jembatan antara masa lalu, alam dan cita rasa yang tumbuh dari bumi sendiri.
Media Relations Hotel Tugu Malang, Budi Sesario menjelaskan, Wit Kopi Kawisari membawa filosofi from beans to cups. Sebuah perjalanan kopi dari biji pilihan hingga tersaji di cangkir.
“Setiap biji ditanam dengan pupuk organik. Dipelihara dengan kesabaran dan dipetik oleh tangan-tangan petani yang mewarisi kearifan turun-temurun,” seru Rio, Kamis (16/10/2025).
Dari kebun menenangkan hingga meja café hangat, setiap tegukan kopi Kawisari menghadirkan kesegaran. Begitu juga kualitas, cerita tentang keberlanjutan dan kesejahteraan masyarakat sekitar.
Rio melanjutkan, menu andalan Wit Kopi Kawisari Café 1870 menghadirkan ragam varian kopi yang menjadi kebanggaan Blitar. Ada Kawisari Premium Blend, perpaduan Arabika dan Robusta dengan aroma kacang dan cokelat.
“Ada Single Origin Kawisari Arabika dengan cita rasa buah tropis. Hingga varian unik seperti Peaberry (Kopi Lanang), Honey Coffee dan Wine Coffee. Masing-masing menyimpan karakter tersendiri dari tanah tempatnya tumbuh,” ungkapnya.
Tak hanya kopi, kreasi modern seperti Kawisari Signature Ice Coffee dan Es Kopi Cincau Hijau menjadi daya tarik tersendiri bagi penikmat muda. Bagi yang tidak mengonsumsi kopi, tersedia pilihan lain.
“Seperti Ice Kawisari Chocolate dari cokelat premium hasil kebun sendiri. Kemudian teh herbal Cascara Tea serta Cascara Mix dengan racikan rempah jahe dan serai menenangkan,” urai Rio.
Café ini juga menghadirkan kehangatan masakan rumahan Nusantara. Menu nasi bakar sambal tempe, nasi bakar peda, ayam goreng goela merah, hingga lodeh pakis kawisari disajikan melengkapi pengalaman kuliner. Sementara camilan khas seperti pisang goreng madu, singkong keju merekah dan getuk kawisari. Menjadi teman sempurna menikmati sore di bawah udara pegunungan.
“Lebih dari sekadar café, Wit Kopi Kawisari Café 1870 adalah ruang nostalgia. Tempat di mana setiap cangkir menceritakan perjalanan panjang perkebunan, kerja keras para petani dan kecintaan pada alam,” pungkas Rio. (aan/mzm)