SKB Siap Menampung Pasien Covid-19 Bergejala Ringan

Suasana SKB selepas ditinjau rombongan Pemkot Malang. (jaz) - SKB Siap Menampung Pasien Covid-19 Bergejala Ringan
Suasana SKB selepas ditinjau rombongan Pemkot Malang. (jaz)

Malang, SERU.co.id – Sanggar Kegiatan Bersama (SKB) di Jalan Laksamana Adi Sucipto No 30 Kota Malang, hari ini siap menampung pasien covid-19. Total ada 50 bed yang disediakan oleh Pemkot Malang bagi pasien covid-19 bergejala ringan.

Walikota Malang, Drs H Sutiaji bersama rombongan meninjau kesiapan lokasi Terpusat (Isoter). Petugas sudah diswab semua, kelengkapan secara medis hingga dari warga sekitar telah mendukung.

Bacaan Lainnya

“Dari masyarakat juga alhamdulillah mendukung. Ada Pak RW, Pak Lurah, Babinsa, Bhabinkamtibmas bersama-sama untuk menjaga ini. Insyaallah hari ini dibuka, karena RSL sudah mulai penuh,” seru Sutiaji, Kamis (17/2/2022).

Sutiaji mengaku, bisa jadi nanti sore sudah full mengingat sudah banyak masyarakat yang terpapar dan menjalani isolasi mandiri (isoman) di rumah. Selain itu, testing yang dilakukan oleh Pemkot Malang cukup tinggi untuk mengetahui dan mengantisipasi penyebaran covid-19.

“Kemungkinan, paling sore sudah penuh. Saya katakan karena seminggu yang lalu, dr Kohar Penanggung Jawab RSL Ijen Boullevard sering menghubungi saya. Pak Wali, ini sudah 240 lho, pak wali ini sudah 300 lho dari 320,” tandasnya.

Senada, Kepala Dinas Kesehatan Kota Malang, dr Husnul Muarif mengungkapkan, tenaga kesehatan (nakes) yang mengisi disini diambil dari rekrutmen relawan, tenaga kesehatan, dokter dan perawat. Termasuk juga ada diluar tenaga kesehatan, seperti kebersihan maupun security yang diambil dari warga sekitar.

“Total tenaga kesehatan sekitar 18 orang. Sementara untuk operasionalnya sama seperti (Isoter) yang dahulu di Jalan Kawi,” ungkap dr Husnul Muarif.

Kadinkes Kota Malang, dr Husnul Muarif menjelaskan sistem SKB Isoter. (jaz) - SKB Siap Menampung Pasien Covid-19 Bergejala Ringan
Kadinkes Kota Malang, dr Husnul Muarif menjelaskan sistem SKB Isoter. (jaz)

Lebih lanjut, sistem Isoter di SKB adalah  menerima atas rujukan rekomendasi dari puskesmas. Jika datang sendiri pasti tidak akan diterima, pasien yang datang dari puskesmas akan diskrining oleh puskesmas terlebih dahulu. Ketika ada gejala, disarankan untuk isolasi mandiri ketika rumahnya memenuhi syarat.

“Jika tidak memenuhi syarat akan dibawa ke isoter. Dikirimlah sama puskesmas, diantar oleh puskesmas jadi tidak boleh sepeda motoran sendiri,” jelasnya.

Sampai di Isoter, pasien akan diskrining lagi, yaitu di depan kamar penerimaan. Sehingga petugas memastikan benar-benar valid atau jika peningkatan status, bisa langsung diarahkan ke rumah sakit.

“Itu diskrining untuk menentukan ini masih ada diisoter atau lanjut ke RSUD. Jadi skriningnya dua masuk, di sini apa RSUD,” ungkapnya. (jaz/rhd)


Baca juga:

disclaimer

Pos terkait