Batu, SERU.co.id – Wakil Wali Kota Batu secara proaktif mengajak seluruh agen perjalanan dan pelaku pariwisata, termasuk PHRI, untuk menjadikan Pasar Induk Among Tani sebagai destinasi wisata belanja unggulan. Langkah ini merupakan bagian dari upaya pemerintah daerah untuk mengangkat pasar tradisional menjadi pusat ekonomi dan daya tarik baru di Kota Batu.
Ajakan Wawali tersebut didasari oleh perkembangan pembangunan fisik signifikan di area pasar. Proyek kunci yang sedang digarap adalah pembangunan gorong-gorong di bawah akses jalan.
”Selama ini, travel agent tidak berani memasukkan bus ke Pasar Induk Among Tani dikarenakan saluran yang ada di bawah jalan tidak memungkinkan dilewati oleh bus,” seru Wawali.
Untuk mengatasi kendala ini, saluran air (got) di bawah jalan utama kini dibangun ulang menggunakan material Box Culvert. Material ini dipilih karena kekuatannya yang jauh lebih kokoh, dirancang khusus untuk menahan beban berat, termasuk bus pariwisata yang membawa rombongan.
“Pembangunan ini diperkirakan rampung pertengahan Desember. Dengan selesainya proyek ini, akses masuk bagi bus pariwisata akan lebih terjamin Menghilangkan kekhawatiran yang selama ini menjadi penghalang bagi biro perjalanan,” ungkapnya.
Wawali Batu menekankan pentingnya kolaborasi antara pemerintah daerah dan industri pariwisata. Ia secara khusus meminta dukungan dari Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) untuk ikut serta dalam mempromosikan destinasi ini.
”Kami membutuhkan peran aktif dan kolaborasi dari para pelaku wisata seperti dari PHRI. Kami mohon untuk nantinya tamu-tamunya bisa diarahkan, agar wisatawan yang berkunjung bisa masuk ke Pasar Induk Among Tani,” tambahnya.
Harapannya, Pasar Induk Among Tani tidak hanya menjadi tempat transaksi, tetapi juga menjadi pengalaman wisata yang menawarkan kekayaan produk lokal dan nuansa pasar tradisional yang otentik khas Kota Batu.
“Meskipun yang dijual biasa saja seperti halnya pasar tradisional lain, tapi produk lokal Batu yang ada disini juga bisa jadi Oleh-oleh para wisatawan,” pungkasnya. (dik/ono)








