Malang, SERU.co.id – Proyek pelebaran Jembatan KH Malik Dalam dikebut rampung sebelum tenggat berakhirnya kontrak tanggal 28 November. Jembatan tersebut diperlebar 10 meter untuk mengurai kepadatan arus lalu lintas.
Kepala DPUPRPKP Kota Malang, Dandung Djulharjanto mengungkapkan, proyek pembangunan Jembatan KH Malik Dalam ditargetkan selesai lebih cepat dari jadwal kontrak. Meski kontrak berlangsung hingga 28 November, pihaknya meminta percepatan penyelesaian untuk memulihkan arus lalu lintas.
“Progres pengerjaan jembatan saat ini sudah lebih dari 70 persen. Pekerjaan yang sedang dilakukan meliputi pembuatan landasan, pemasangan plat jembatan dan persiapan pengaspalan,” seru Dandung, saat dikonfirmasi awak media, Rabu (19/11/2025).
Dandung mengatakan, lebar jembatan kini mengalami peningkatan signifikan. Penambahan dilakukan masing-masing 5 meter di sisi kanan dan kiri, dengan total pelebaran 10 meter.
“Pelebaran di setiap sisinya, 2 meter untuk jalur pejalan kaki dan 3 meter untuk kendaraan. Dengan penambahan tersebut, total lebar jembatan sekarang mencapai 19 meter,” ungkapnya.
Pelebaran ini diharapkan mampu mengurai kemacetan yang kerap terjadi di kawasan tersebut. Selama ini arus kendaraan tersendat, karena hanya tersedia satu lajur.
“Selama ini kan hanya satu lajur, sehingga kendaraan yang mau belok ke arah KH Malik Dalam harus menunggu bergantian. Akibatnya terjadi kemacetan akibat antrean panjang di belakangnya,” jelasnya.
Pemerintah Kota (Pemkot) Malang berharap, peningkatan kapasitas jembatan ini dapat memperlancar arus lalu lintas. Dengan begitu, kendaraan yang akan menuju kawasan tersebut dan sekitarnya tidak terjebak macet.
“Nanti kalau sudah dilebarkan, kendaraan yang mau lurus bisa lewat lajur tengah. Yang mau belok bisa mengambil jalur agak minggir, sehingga tidak menghalangi kendaraan lain menuju selatan,” terangnya.
Ia menuturkan, lamanya pengerjaan proyek Jembatan KH Malik Dalam diakibatkan pemasangan tiang pancang yang memang paling lama prosesnya. Totalnya terdapat 32 tiang pancang yang dipasang dalam proyek ini.
“Kami juga menyesuaikan metode pembangunan untuk mempercepat pekerjaan tanpa menimbulkan kemacetan berarti. Kami memutuskan, tidak menggunakan pasangan pondasi manual, supaya prosesnya lebih cepat dan efisien,” pungkasnya. (bas/rhd)








