Bendungan Selorejo Berbenah, Tawarkan Potensi Kerja Sama Bangkitkan Sport Tourism hingga UMKM

Bendungan Selorejo Berbenah, Tawarkan Potensi Kerja Sama Bangkitkan Sport Tourism hingga UMKM
Beragam fasilitas, sarana dan prasarana di Bendungan Selorejo. (rhd)

Malang, SERU.co.id Bendungan Selorejo terus berbenah dan membuka potensi kerja sama untuk membangkitkan sport tourism terpadu hingga Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM). Rencana tersebut akan dilaksanakan pada tahun 2026 dalam berbagai event mulai skala regional, nasional hingga internasional.

Direktur Operasional Perum Jasa Tirta (PJT) I, Ir. Milfan Rantawi MM menyampaikan, pihaknya terus berupaya melakukan pembenahan pengelolaan pada Bendungan/Waduk Selorejo. Tujuannya, mengembangkan potensi Waduk Selorejo yang selama ini hanya dikenal sebagai Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA), pengendali banjir dan irigasi.

Bacaan Lainnya

“Dengan daya tarik wisata alam terbuka, Selorejo dapat dinikmati berperahu mengelilingi danau, memancing, petik jambu dan wisata air lainnya. Ke depannya, kami ingin mengembangkan olahraga air yang lengkap, mulai stand up paddle, kayaking (kano), rafting hingga triathlon – kombinasi renang, sepeda dan lari,” seru Milfan, sapaan akrabnya, mendampingi Direktur Utama (Dirut) PJT I, Dr Ir Fahmi Hidayat ST MT.

Diakuinya, selama ini Selorejo menjadi wadah Pemusatan Latihan Daerah (Puslatda) dan Pemusatan Latihan Nasional (Puslatnas) beberapa cabang olahraga (cabor) air. Seperti jet ski, dayung, renang dan olahraga air lainnya, mulai skala regional hingga nasional. Harapannya, Selorejo nantinya dapat menjadi venue agenda perhelatan beragam event hingga olahraga air level internasional.

Bendungan Selorejo Berbenah, Tawarkan Potensi Kerja Sama Bangkitkan Sport Tourism hingga UMKM
Direktur Operasional Perum Jasa Tirta (PJT) I, Ir. Milfan Rantawi MM menyampaikan, potensi sport tourism hingga UMKM di Selorejo. (ist)

“Target terbaru triathlon, kombinasi renang, bersepeda dan lari, tergantung kebutuhannya mulai sprint, olimpiade, half ironman dan ironman. Dan Selorejo Bikefest sudah tergelar beberapa waktu lalu dengan animo cukup bagus, dapat membangkitkan UMKM masyarakat sekitar,” terang mantan Direktur Utama PT Indra Karya (Persero) ini.

Disebutkannya, sebelum membuka peluang kerja sama dengan banyak pihak untuk memanfaatkan aset lahan Selorejo. Untuk itu, pihaknya berusaha memantaskan terlebih dahulu dengan menambah dan memperbaiki fasilitas, sarana dan prasarana yang dimiliki.

“Harapannya ada agenda rutin, mulai mingguan, bulanan, triwulan, caturwulan, semester hingga tahunan. Sehingga dapat menampung ribuan orang, baik lokasi yang dipadati penonton hingga kebutuhan penginapan (tenda, hotel hingga cottage) dalam periode tertentu. Targetnya, minimal 1.000 orang per event,” ungkap peraih The Best CEO BUMN for Strategic Innitiative Collaboration tahun 2019.

Baca juga: PJT I Lakukan Operasi Modifikasi Cuaca Upaya Jaga Ketahanan Air di WS Brantas

Beberapa perbaikan dan penambahan titik sarana dan prasarana telah selesai dilaksanakan, namun masih ada pekerjaan rumah (PR) yang dilakukan secara bertahap. Seperti perbaikan kolam renang untuk skala internasional, pengerukan sedimen waduk secara berkala dan lainnya.

“Target kami untuk event internasional pada tahun 2026, setidaknya bisa dua kali setahun – satu kali nasional dan satu kali internasional. Untuk triathlon sangat memungkinkan dilaksanakan level internasional, sementara event lainnya dapat dilakukan berkala,” optimisme pria kelahiran Yogyakarta, 12 Desember 1963 ini.

Upaya mewujudkan hal itu, Perum Jasa Tirta (PJT) I siap membuka peluang kerja sama dengan pihak manapun. Dengan target menumbuhkan Wisata Bendungan Selorejo, membangkitkan sport tourism terpadu hingga UMKM. Dari jumlah 5.000 pengunjung per pekan menjadi berkali-kali lipat.

“Kami sadar, kami tidak bisa sendiri mengelola Bendungan Selorejo agar naik kelas dengan berbagai fasilitas yang mampu menarik ribuan pengunjung. Kolaborasi Hexahelix itu penting, dengan melibatkan enam elemen, mulai pemerintah, akademisi, pelaku usaha/investor, media, kelompok adat/budaya dan hukum/regulasi. Intinya nanti ada simbiosis mutualisme antara semua pihak yang terlibat,” tandas Milfan.

Beragam Fasilitas Tersedia di Bendungan Selorejo, Hotel & Resort

• Harga Tiket Masuk terjangkau:
– Rp13.000 untuk weekday/hari biasa
– Rp20.000 untuk weekend/akhir pekan dan musim liburan
– Gratis untuk tamu paket halfday, fullday dan fullboard

• Tarif sewa alat olahraga air, termasuk helm, pelampung dan trainer:
– Stand up paddle Rp75.000
– Kayaking (kano) Rp100.000
– Paket Rafting Rp225.000

• Paket Camping Rp250.000 untuk 3 orang.
Termasuk tenda dan matras, sleeping bag, lampu tenda, bongkar pasang tenda

• Harga Kamar Hotel dan Cottage:
– Hotel untuk 2 orang/kamar Rp400.000
– Flamboyan Deluxe untuk 2 orang/kamar Rp400.000
– Flamboyan Tripple untuk 3 orang/kamar Rp550.000
– Wisma Adisonya untuk 8 orang/4 kamar/rumah Rp1.000.000
– Cottage Bougenville untuk 2 orang/kamar/rumah Rp600.000
– Cottage New Bougenville untuk 2 orang/kamar/rumah Rp750.000
– Cottage Mawar untuk 4 orang/2 kamar/rumah Rp750.000
– Cottage Jasumin untuk 6 orang/3 kamar/rumah Rp1.500.000
– Cottage Azalea untuk 6 orang/3 kamar/rumah Rp1.500.000
– Cottage Cateleya untuk 6 orang/3 kamar/rumah Rp1.500.000

Respons Beberapa Pihak Atas Potensi Kerja Sama yang Ditawarkan Bendungan Selorejo.

Potensi kerja sama membangkitkan sport tourism hingga UMKM ini, mendapatkan respons dari beberapa pihak. Di antaranya:

1. KONI Kabupaten Malang
Humas KONI Kabupaten Malang, Cahyono menyampaikan, Bendungan Selorejo sudah tidak asing bagi beberapa cabang olahraga (cabor) air di bawah KONI Kabupaten Malang. Di antara cabor selam, dayung dan triathlon, cabor dayung mampu mempersembahkan medali emas pada Porprov IX Jatim.

“Cabor dayung digelar di Bendungan Selorejo, alhamdulilah kontingen KONI Kabupaten Malang mampu meraih 5 medali emas pada Porprov IX Jatim lalu. Pada Porprov tersebut, selam dilaksanakan di salah satu kolam renang dan trialthon pada salah satu pantai di Malang Selatan,” jelas Cahyono, kepada SERU.co.id.

Diakuinya, pada beberapa event lain, Bendungan Selorejo pernah menjadi tempat Pelatda dan Pelatnas. Ada beberapa cabor yang memanfaatkan Bendungan Selorejo sebagai venue, di antaranya jet ski, dayung, selam dan beberapa cabor air lain.

“Kalaupun sudah layak digunakan untuk trialthon, besar potensi kedepannya Bendungan Selorejo jadi venue event bergengsi,” terang wartawan Bhirawa ini.

Pria yang juga menjadi Ketua PWI Malang Raya ini mengaku, terbuka jika diajak kerja sama mengembangkan potensi Bendungan Selorejo. Terkait olahraga, Seksi Wartawan Olahraga (SIWO) PWI di tiga wilayah Malang Raya siap berkolaborasi. Sebab SIWO menjadi bagian cabor pada masing-masing KONI di tiga wilayah Malang Raya tersebut.

Bendungan Selorejo Berbenah, Tawarkan Potensi Kerja Sama Bangkitkan Sport Tourism hingga UMKM
Event PWI Malang Night Run di Kota Malang. (rhd)

“Ada tiga SIWO di bawah PWI Malang Raya, yaitu SIWO Kabupaten Malang, SIWO Kota Malang dan SIWO Kota Batu. Masing-masing melekat pada KONI setempat dan pernah menyelenggarakan beberapa event olahraga. Seperti badminton, golf dan menembak saat Porwanas 2022, serta PWI Malang Night Run tingkat nasional pada 2024 lalu,” urai Ketua PWI Malang Raya dua periode ini.

2. Dewan Kesenian Kota Batu (DKKB)
Ketua Dewan Kesenian Kota Batu (DKKB), Sunarto mengaku, tertarik untuk terlibat dalam kerja sama sport tourism terpadu hingga UMKM di Bendungan Selorejo. Pria yang getol bergerak
dalam pelestarian seni tradisional Bantengan dan Jaran Kepang ini menjelaskan kultur Batu dan Malang Barat memiliki kesamaan.

“Bantengan dan Jaran Kepang ini merupakan warisan budaya tak benda dan kearifan lokal milik Jawa Timur, dimana dalam setiap event mampu menarik ribuan pengunjung. Terlebih di Kota Batu hingga wilayah Malang Barat, menjadi sebuah hiburan yang paling banyak ditunggu oleh pegiat dan penikmat seni tradisional tersebut,” ungkap Cak Narto, sapaan akrabnya, kepada SERU.co.id.

Tak hanya Bantengan dan Jaran Kepang, namun juga Reog, Wayang Kulit dan Ludruk masih terjaga sebagai jati diri budaya bangsa. Dengan penyelenggaraan yang masif dan rutin, seni tradisional ini mampu menghipnotis pengunjung untuk hadir, baik sebagai acara tunggal seperti festival dan pawai budaya. Maupun acara pendamping dalam bersih desa, hajatan dan lainnya.

“Tinggal bagaimana kemasan yang diinginkan, karena dalam 2-3 tahun terakhir ini ada akulturasi dengan sound horeg remix DJ. Padahal sound horeg ini bukan seni tradisional, saya menyebutnya fomo untuk ikut menyemarakkan saja, intinya ya di Bantengan dan Jaran Kepangnya,” terang konseptor SMK Kesenian sebagai laboratorium kebudayaan ini.

Bendungan Selorejo Berbenah, Tawarkan Potensi Kerja Sama Bangkitkan Sport Tourism hingga UMKM
Bantengan dan Jaran Kepang di Malang Raya dan insert Cak Narto. (rhd)

Massa Bantengan dan Jaran Kepang dihubungkan dengan sound horeg, diakuinya ada sebagian irisan saja. Lantaran massa sound horeg hanya ada di wilayah dengan kontur dan topografi lebih luas, jalan lebar, jarak rumah terpaut jauh dan lainnya. Sementara massa Bantengan dan Jaran Kepang ada di semua wilayah, baik kontur lahan luas maupun sempit.

“Sebagian besar masyarakat masih berpegang teguh pada norma, pakem dan kesakralan, sehingga setelah pertunjukan seni budayanya, baru ditutup remix DJ. Saya akui, memang cukup mengangkat animo masyarakat, ya tinggal bagaimana sepandai-pandainya kami untuk menyaring dan menempatkan,” tegas pencetus Festival Jaran Kepang Dor ini.

Terkait perlunya kearifan lokal sebagai bagian acara untuk memantik ribuan pengunjung, beberapa komunitas yang ada di Malang Barat telah memiliki pamor tersendiri. Bahkan dalam Festival Jaran Kepang Dor yang digelar secara bergiliran, masing-masing mampu menghadirkan beragam cerita dalam pertunjukannya.

“Bicara budaya itu bicara ekonomi kreatif, mau dimodel atau dibranding seperti apa, namanya orang-orang kreatif ketika dikolaborasikan hasilnya akan luar biasa positif. Apalagi dijadwalkan rutin, akhir pekan, bulanan atau gimana, dengan progres secara rutin pasti akan menjadi ikonik daya tarik tersendiri di Selorejo,” urai teman dekat Wali Kota Batu ini.

Dicontohkannya, Rock Gunung di pegunungan Batu, Festival Lima Gunung di Jawa Tengah, Eksotika Bromo dan lainnya menjadi ikonik butuh proses panjang. Ketika disesuaikan dengan lokasi Bendungan Selorejo, ada banyak kemasan yang bisa diakulturasi dan dikolaborasikan. Tergantung siapa saja atau hexahelix yang dilibatkan dan pola manajemen kerjasamanya.

“Di Selorejo, bisa saja digelar pertunjukan di atas/sepanjang bendungan, di bawahnya ada lomba cabor air. Kemudian di beberapa titik spot juga ada event, tinggal bagaimana mengorkestrasikan dan keseriusannya,” tandasnya. (rhd)

disclaimer

Pos terkait

klan ucapan HUT Pemprov Jatim dari Bank jatim