Batu, SERU.co.id – Pemerintah Kota Batu menegaskan komitmennya dalam membangun ketahanan masyarakat dengan menggelar Sosialisasi Ketahanan Keluarga Tahun 2025. Acara ini berlangsung di Pendopo Rumah Dinas Wali Kota Batu, Jalan Panglima Sudirman, Kota Batu, Rabu (30/10/2025).
Kepala Bidang Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak dari Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk, dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Kota Batu, Amida Yusiana S Sos menjelaskan, kegiatan ini sebagai respons proaktif Pemkot Batu dalam membekali keluarga agar tetap harmonis dan tangguh di tengah perkembangan teknologi yang pesat.
“Kegiatan ini secara khusus mengundang dua narasumber ahli dari Pusat Pembelajaran Keluarga (Puspaga) Bhakti Pertiwi Kota Batu,” serunya.
Kepala Bidang PPPA dan seluruh jajaran Pemkot Batu berharap, kegiatan sosialisasi ini dapat memberikan pengetahuan dan keterampilan yang nyata bagi seluruh peserta.
”Dengan adanya bekal ini, diharapkan setiap keluarga di Kota Batu memiliki ketahanan yang kuat dan harmonis. Ini adalah langkah strategis kami agar Kota Batu dapat menjadi contoh bagi daerah lain dalam membangun masyarakat yang sejahtera dan bahagia,” tutup Amida Yusiana.
Sebagai Narasumber pertama, Dra. Yumei Astutik, M.Si, Psikolog, memaparkan materi kunci mengenai “Ketahanan Keluarga pada Era Digital”. Ia menekankan bahwa kemajuan teknologi membutuhkan keterampilan khusus dari setiap anggota keluarga untuk mengelola dampak digital.
”Di era digital ini, kita perlu membekali keluarga dengan keterampilan untuk menggunakan teknologi secara bijak dan aman,” ungkap Dra. Yumei.
Dra Yumei menyebutkan, inti dari pemaparan ini adalah bagaimana keluarga dapat menciptakan ‘pagar digital’ yang kuat. Guna melindungi anak dan memastikan teknologi digunakan untuk mendukung, bukan merusak interaksi dan komunikasi keluarga.
Sementara itu, narasumber kedua, Lovita Siregar, S.Psi, membahas pilar penting lain dalam keharmonisan keluarga, yaitu “Kesehatan Mental dan Disiplin Positif Menuju Keluarga Harmonis”. Lovita juga menyoroti pentingnya menciptakan lingkungan yang suportif di rumah.
”Dengan memahami kesehatan mental dan menerapkan disiplin positif, kita dapat menciptakan lingkungan keluarga yang mendukung pertumbuhan dan perkembangan anak yang optimal,” pungkasnya. (dik/mzm)








