Diduga Dianiaya, Warga Terkaya di Desa Dalisodo Tewas dengan Luka Lebam

Diduga Dianiaya, Warga Terkaya di Desa Dalisodo Tewas dengan Luka Lebam
Proses pemakaman korban dugaan penganiayaan di Kecamatan Wagir, Kabupaten Malang. (ist)

Malang, SERU.co.id – Seorang pria berinisial K (59), yang dikenal sebagai orang terkaya di Desa Dalisodo, Kecamatan Wagir, Kabupaten Malang, ditemukan meninggal dunia dengan sejumlah luka lebam di tubuhnya pada Senin (13/10/2025) pagi. Dugaan sementara, korban mengalami penganiayaan sebelum akhirnya meninggal.

Saat ini pihak kepolisian masih melakukan penyelidikan guna memastikan apakah terdapat unsur tindak pidana dalam kasus tersebut. Kapolsek Wagir, AKP Sutadi mengungkapkan bahwa kasus ini masih dalam proses pendalaman dan akan segera dilakukan gelar perkara sesuai dengan prosedur.

“Kita gelar (gelar perkara), hasilnya apa, itu yang kita pastikan kan itu,” ujar AKP Sutadi saat dikonfirmasi, Senin (13/10).

Menurut Sutadi, begitu menerima laporan dugaan penganiayaan yang menyebabkan korban meninggal dunia, ia langsung mendatangi rumah duka untuk menindaklanjuti. Namun, upaya visum terhadap jenazah korban urung dilakukan karena adanya penolakan dari pihak keluarga.

“Habis di-telepon, saya langsung ke lokasi. Saya minta agar divisum. Tapi pihak keluarga tidak memperbolehkan karena ada surat pernyataannya. Ya sudah, daripada ramai-ramai ya dimakamkan, tapi tetap digelar (perkara),” jelasnya.

Sementara itu, Kepala Desa Dalisodo, Suprapto, menjelaskan bahwa sebelumnya pihaknya menerima laporan ke Polsek Wagir terkait dugaan penganiayaan yang dilakukan oleh anak korban berinisial AT (37) dan cucunya, RAI (15). Dugaan penganiayaan ini disebut-sebut sudah terjadi sejak tiga hari terakhir, dan mencapai puncaknya pada Minggu malam (12/10/2025), sebelum korban akhirnya meninggal dunia dalam perjalanan menuju Rumah Sakit Panti Waluyo, Kota Malang.

“Tindakan penganiayaan yang dilakukan oleh anaknya. Anaknya sama dibantu cucunya. Tadi si korban ini punya anak namanya AT. AT punya anak laki-laki, dia itu punya anak ikut menganiaya, memukul gitu loh ceritanya. Ini ada saksinya, saksinya namanya Pak S, katanya bercerita tadi di sana,” jelas Suprapto.

Korban sempat dibawa ke Puskesmas Wagir usai kejadian. Menurut pemeriksaan tim medis, ditemukan sejumlah luka di bagian wajah korban, mulai dari sobekan di bibir hingga memar di pipi dan kening. Setelah itu, korban dibawa pulang ke rumah.

“Hasil visum ada luka sobek di belakang mulut, sama luka memar lebam di pipi atas sama di kening,” tambahnya.

Keesokan paginya, kondisi korban dilaporkan memburuk. Ia pun kembali dibawa ke rumah sakit, namun meninggal dunia dalam perjalanan menuju RS Panti Waluyo. Meskipun demikian, jenazah tetap dibawa ke rumah sakit sebelum akhirnya dimakamkan.

Suprapto menambahkan bahwa dugaan tindak kekerasan terhadap korban diketahui secara langsung oleh tetangga yang juga merupakan saudara korban. Peristiwa dugaan penganiayaan itu terjadi di dalam rumah korban.

“(Dugaan penganiayaan di mana?) Di dalam rumah. (Siapa saksi?) Karena tetangga, adiknya, saudaranya. Teriakan kalau tengkar lama itu, tetangga semua tahu,” beber Suprapto.

Meskipun pihak keluarga telah membuat surat pernyataan menolak otopsi, proses hukum tetap akan berjalan.

“Walaupun membuat surat pernyataan menolak hasil otopsi, tapi ya namanya proses hukum, tetap berjalan. Adanya disiasatilah tadi, dimakamkan. Menurut Pak Kapolsek tadi itu, tapi ada tindak lanjut setelah gelar perkara nanti di Polres,” pungkas Suprapto. (wul/ono) 

 

disclaimer

Pos terkait

klan ucapan HUT Pemprov Jatim dari Bank jatim