Batu, SERU.co.id – Sebuah hotel bintang lima di kawasan Desa Oro-Oro Ombo, Kecamatan Batu tengah dikebut pembangunannya. Hotel Mewah berkonsep glamour camping (Glamping) bakal hadir dengan perpaduan green tourism.
Terkait hadirnya hotel mewah ini, Dinas Perumahan dan Kawasan Pemukiman (Disperkim) Kota batu mengaku, perizinan pembangunan hotel tersebut sudah tuntas dan tidak menjadi masalah. Bahkan proyek yang memasuki tahap konstruksi ini, seluruh proses perizinannya telah diselesaikan pada tahun 2024 lalu.
“Nama resmi hotel ini belum dipublikasikan, namun dipastikan penginapan ini akan menjadi hotel bintang lima ketiga di Kota Batu, setelah The Singhasari Hotel and Resort dan Golden Tulip Hotel and Resort,” seru Kepala Disperkim Kota Batu, Arief As-Siddiq MH.
Arief menyebutkan, desain Glamping pada hotel ini bertujuan menggabungkan pengalaman berkemah di alam terbuka dengan fasilitas dan kenyamanan standar hotel mewah. Pembangunan ini ternyata juga mendapatkan sambutan dari BPC PHRI Kota Batu dan para pelaku industri pariwisata.
“Penambahan hotel berstandar internasional merupakan kebutuhan mendesak bagi Kota Batu” ungkap Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Kota Batu, Sujud Hariadi.
Sujud menjelaskan, tingginya permintaan, terutama dari wisatawan mancanegara dan tamu VIP, seringkali membuat tingkat hunian (okupansi) hotel bintang lima mencapai sekitar 50 persen. Bahkan pada saat musim liburan, banyak wisatawan yang kesulitan mendapatkan kamar di hotel bintang lima.
“Akhirnya ya mereka memilih menginap di luar kota,” tutur Sujud.
Kondisi ini, menurut Sujud, berpotensi mengurangi pemasukan pajak hotel Kota Batu. PHRI berharap dengan bertambahnya akomodasi berkelas, integrasi antara hotel, restoran, dan destinasi wisata dapat semakin maksimal. Sehingga manfaat ekonomi dari sektor pariwisata dapat dirasakan sepenuhnya.
“Hotel bintang lima, berdasarkan standar industri, wajib memiliki kamar minimal seluas 26 meter persegi, fasilitas pendukung lengkap seperti kolam renang, bar, restoran, serta tenaga profesional yang memadai,” tutupnya.
Proyek baru di Desa Oro-Oro Ombo ini diharapkan dapat mengatasi defisit kamar mewah dan mengoptimalkan potensi pendapatan daerah dari sektor pariwisata. (dik/ono)