Nepal, SERU.co.id – Nepal mencatat sejarah baru di tengah gelombang protes besar yang digerakkan generasi muda anti-korupsi. Mantan Ketua Mahkamah Agung, Sushila Karki (73), resmi dilantik sebagai perdana menteri interim, Minggu (14/9/2025). Ia menjadi perempuan pertama yang memegang jabatan perdana menteri di negeri Himalaya itu.
Penunjukan Karki dilakukan melalui pemungutan suara kilat di Discord, platform digital yang populer di kalangan anak muda. Para demonstran, sebagian besar dari generasi Z, menggelar jajak pendapat Daring. Khususnya untuk menentukan figur dianggap bersih dari praktik korupsi.
Hasilnya, Karki mendapat dukungan mayoritas dan dipercaya memimpin pemerintahan sementara. Nepal dijadwalkan menggelar Pemilu pada 5 Maret 2026 untuk menentukan perdana menteri definitif. Hingga saat itu, Karki akan menjadi sosok sentral dalam menjaga stabilitas negara.
Dalam pernyataan publik pertamanya, Karki menegaskan, komitmen penuh untuk menjalankan aspirasi generasi muda.
“Gen Z menuntut agar korupsi segera diakhiri. Kita harus bekerja sesuai dengan pemikiran mereka. Anda dan saya harus bertekad mewujudkan tuntutan itu,” seru Karki, dikutip AFP.
Ia juga berjanji, memperbaiki tata kelola pemerintahan serta mendorong kesetaraan ekonomi.
Namun, jalan menuju perubahan politik di Nepal tidaklah mulus. Gelombang demonstrasi yang pecah dalam sepekan terakhir memicu bentrokan keras dengan aparat. Sedikitnya 72 orang tewas dan 191 lainnya luka-luka dalam dua hari protes.
Sejumlah bangunan di kompleks pemerintahan Singha Durbar di Kathmandu turut dibakar massa. Sebelum memulai rapat perdana di kompleks tersebut, Karki memimpin hening cipta selama satu menit untuk mengenang para korban jiwa. Ia juga mengunjungi rumah sakit di ibu kota untuk menjenguk para demonstran yang terluka.
Sushila Karki bukanlah sosok baru di kancah hukum dan politik Nepal. Sebagai mantan Ketua Mahkamah Agung, ia dikenal berani menentang praktik korupsi serta tegas dalam menangani kasus terorisme. Reputasi bersih inilah yang membuatnya disegani sekaligus dipercaya oleh generasi muda sebagai figur transisi menuju reformasi.
Kerusuhan besar di Nepal juga berdampak pada warga negara asing, termasuk Indonesia. Kementerian Luar Negeri RImemastikan kepulangan 17 WNI tambahan, Sabtu (13/9/2025). Dengan demikian, total 57 dari 78 WNI yang berada di Nepal sudah berhasil dipulangkan.
“Pemulangan dilakukan bertahap hingga seluruh WNI tiba di tanah air dalam empat hari ke depan,” tulis Kemlu dalam pernyataan resminya. (aan/mzm)