Malang, SERU.co.id – Beragam keunikan dalam Pengenalan Studi Mahasiswa Baru (Pesmaba) Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), dari flashlight mob hingga tema Generasi Ketahanan Pangan dan Energi. Sekitar 7.000 mahasiswa baru (Maba) UMM mengikuti gladi bersih, 25 formasi Flashlight Mob, Senin (8/9/2025) malam. Dilanjutkan pembukaan Pesmaba di Helipad UMM, Selasa (9/9/2025).
Wakil Menteri Diktisaintek sekaligus Sekretaris Badan Pembina Harian (BPH) UMM, Prof Dr Fauzan MPd memberikan pesan mendalam. Menurutnya, mahasiswa baru adalah generasi yang tengah memasuki fase penting dalam hidup, bukan lagi siswa. Melainkan insan akademis dengan tanggung jawab moral yang jauh lebih besar.
“Saudara sekarang telah menyandang predikat mahasiswa. Itu artinya ada beban etik, tanggung jawab moral, dan pola pikir yang harus berubah. Kuliah bukan mencari nilai, tapi mencari kehidupan. Ilmu dan keahlian yang kalian miliki harus berdampak nyata bagi masyarakat,” seru Prof Fauzan, sapaan akrab mantan Rektor UMM dua periode 2016-2020 dan 2020-2024 ini.
Dalam kesempatan itu, Prof Fauzan menyematkan jas almamater berpadu topi merah dengan logo UMM. Sebagai penanda dimulainya perjalanan panjang mahasiswa Kampus Putih Generasi 2025 (Gen 25) empat tahun ke depan.
Prof Fauzan mengingatkan, jangan hanya seperti ular yang berganti kulit tanpa perubahan makna. Tetapi, jadilah kupu-kupu, setelah berproses hadir membawa manfaat, menjadi sosok yang diperhatikan, dan memberi kebaikan. Itulah evolusi yang harus ditempuh melalui pendidikan di UMM.
“Pentingnya berorganisasi sebagai sarana pembelajaran kepemimpinan juga tak kalah penting. Maka dari itu, jangan sampai ada mahasiswa UMM yang tidak pernah ikut organisasi. Di sinilah kalian ditempa, baik untuk menjadi pemimpin formal maupun informal, ini bagian dari pembelajaran kehidupan,” beber pria kelahiran Kediri, 14 Agustus 1961.
Prof Fauzan mengingatkan, Gen 25 akan berperan besar dalam menyongsong bonus demografi dan Indonesia Emas 2045.
“Empat tahun ke depan, ketika kalian lulus, usia kalian masih sangat produktif. Inilah momentum strategis untuk menjadi generasi emas yang mengawal Indonesia menuju negara maju,” pungkas guru besar bidang ilmu pendidikan bahasa Indonesia UMM ini.
Sementara itu, Rektor UMM, Prof. Dr. Nazaruddin Malik MSi menegaskan, semangat harus dibawa sepanjang perkuliahan, karena datang ke kampus ini bukan untuk main-main. Ada tekad besar yang harus dipegang adalah belajar keras, disiplin dan mengeksplorasi semua pengalaman yang diberikan kampus. Mengingat jargon yang dimiliki UMM yakni pasti lulus ‘tepat waktu, pasti bekerja, dan pasti mandiri’.
“Tak hanya itu, akar spiritualitas dalam proses juga tidak boleh dilupakan. Belajar itu penting, tapi jangan lupa meningkatkan ibadah dan akhlak. Di sinilah kita ingin melahirkan generasi yang tidak hanya cerdas, tetapi juga berkarakter,” tegas Prof Nazar, sapaan akrabnya.
Dengan dimulainya Pesmaba Gen 25, 7000 mahasiswa baru, terdiri 2.874 mahasiswa dan 4.126 mahasiswi dari 38 provinsi, serta Asia Tenggara dan Afrika. Mereka resmi menjadi bagian dari keluarga besar UMM.
“Mahasiswa diharapkan mampu memanfaatkan seluruh kesempatan, baik akademik maupun non-akademik. Untuk menyiapkan diri sebagai generasi yang tangguh, kreatif, dan bermanfaat bagi bangsa,” tandasnya.
Sebagai informasi, Pesmaba UMM dibuka simbolik dengan menyalakan turbin kincir angin sebagaimana tema Pesmaba Gen 25 ‘Ketahanan Pangan dan Energi Negeri’. Semangat mereka makin menggebu ketika prosesi dilanjutkan di Hall Dome UMM, menandai bahwa Pesmaba tahun ini bukan sekadar seremonial. Tetapi sebuah momentum lahirnya Generasi Penguat Ketahanan Pangan dan Energi Negeri.
*25 formasi Flashlight Mob oleh ribuan maba UMM, irit biaya dan ramah lingkungan
Cahaya flash dari smartphone ribuan maba UMM sukses membentuk pola garuda, bintang, pulau-pulau Indonesia dan lainnya. Lebih dari 25 formasi yang dilakukan oleh maba di gedung GKB dan Helipad Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Senin (8/9/2025). Flashlight Mob menjadi sambutan perdana dan pemanasan rutin tahunan ribuan maba UMM, ditutup dengan laser show yang memberikan pesan untuk negeri.
Koordinator Flashlight Mob, Jamroji, M.Comms menjelaskan, UMM terus memberikan inovasi yang berbeda setiap tahunnya. Formasi flashlight mob sudah dilakukan UMM sejak tiga tahun ke belakang.
“Kampus Putih memang dikenal sebagai pionir flashlight mob dan sekarang ditambah dengan terobosan laser show,” ucap Jams, sapaan akrabnya.
Jamroji menyebutkan, flashlight mob memiliki banyak kelebihan ketimbang papermob yang banyak dilakukan kampus lainnya, baik dari aspek ekonomi dan biaya. Misalnya, rerata papermob memerlukan Rp25.000 tiap mahasiswa.
“Jika ada 10.000 mahasiswa, maka total biaya yang harus dikeluarkan bisa mencapai Rp250 juta. Sementara flashlight mob yang UMM lakukan berbiaya sangat rendah, karena hanya memerlukan flash dari smartphone masing-masing mahasiswa,” tegasnya.
Selain lebih dingin dan tidak panas karena pelaksanaannya malam hari, tentu berbeda jika papermob yang dilakukan berpanas-panasan pada siang hari.
“Hasilnya juga lebih dramatis dan prosesnya sangat cepat. Paling penting, flashlight mob ini tidak menimbulkan sampah dan limbah, serta mencerminkan kecintaan kita pada bumi,” kata Jamroji.
Senada, Kepala Humas UMM, Dr M Isnaini MPd menambahkan, laser show dan flashlight mob ini menjadi bentuk simpati UMM atas kondisi negeri. Sekaligus upaya memanjatkan doa, agar Indonesia bisa damai dan sejahtera.
“Dari tahun ke tahun, UMM selalu memberikan hal yang baru. Tahun lalu, UMM menyajikan water show sebagai penampilan menarik. Dua tahun sebelumnya, Kampus Putih juga menampilkan pesta udara bagi mahasiswa barunya,” beber Krisna, sapaan akrabnya.
Ada berbagai bentuk dan konfigurasi dalam penampilan Laser Show UMM. Dimulai tampilan garuda, bentuk peta Indonesia, beragam hashtag, mengenang lima tahun wafatnya guru bangsa dan founding father UMM Malik Fadjar. Keseruan itu ditutup dengan berbagai lagu, musik dan kembang api di akhir acara.
“UMM mengajak para maba untuk menyanyikan lagu Ibu Pertiwi dengan konfigurasi Laser Show peta Indonesia. Ini bagian dari empati UMM atas kondisi bangsa belakangan ini,” tandasnya. (rhd)