Mengapa Pelajar Rela Bolos Sekolah Demi Menyuarakan Protes di Depan Gedung DPR RI

Mengapa Pelajar Rela Bolos Sekolah Demi Menyuarakan Protes di Depan Gedung DPR RI
Kelompok pelajar dalam aksi demo di depan DPR RI. (ist)

Jakarta, SERU.co.id – Ribuan orang menggelar aksi unjuk rasa di depan Gedung MPR/DPR RI, termasuk dari kalangan pelajar, Senin (25/8/2025). Mereka ikut memprotes tingginya gaji dan tunjangan anggota DPR, lebih dari Rp100 juta per bulan. Mereka mengaku mendapat ajakan dari media sosial, bahkan rela bolos sekolah demi menyuarakan protes di depan gedung megah DPR.

Salah satu pelajar SMA asal Tangerang, Anas (16) mengatakan, ia berangkat sendirian pagi hari. Dengan membaca ajakan dari media sosial, ia datang naik ojek online.

Bacaan Lainnya

“Sebagai anak dan adik seorang guru, aku merasa sakit hati. Gaji DPR naik, sementara gaji guru kecil dan tidak pernah naik,” seru Anas, dikutip dari Magdalene, Selasa (26/8/2025).

Ia bukan satu-satunya. Dari Bogor, Abdul (18) dan Reza (16) kabur dari sekolah. Dari Karawang, Depok, Bekasi, hingga Tangerang, puluhan siswa berdatangan. Mereka tidak saling mengenal, tidak ada komando resmi.

“Kebanyakan enggak saling kenal, bahkan beda-beda daerah. Semuanya turun karena emang pengen menyampaikan aspirasi,” kata Anas.

Namun di tengah aksi, petugas gabungan polisi dan TNI berusaha memukul mundur massa pelajar dari Jalan Gelora, tepat di belakang Kompleks Parlemen. Para pelajar muda itu berlarian karena gas air mata, sebagian masuk ke Underpass Slipi. Sementara sebagian lain nekat menerobos jalan tol dalam kota, membuat lalu lintas macet seketika.

Tak hanya itu, di depan Gerbang DPR, sebuah mobil van polisi jadi sasaran. Botol air beterbangan dan kaca terus dihantam. Dugaan polisi menahan sejumlah pelajar di dalam van memicu kemarahan spontan dan berubah menjadi serangan.

“Saya turun ke jalan karena kesal melihat anggota DPR. Mereka seakan bahagia di atas penderitaan rakyat,” ujar JM, pelajar SMK dari Tangerang, dilansir Kumparan.

Namun bagi polisi, kehadiran para pelajar itu lebih seperti gangguan. Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Ade Ary Syam Indradi menyesalkan para pelajar bolos sekolah. Ia meminta mereka kembali fokus belajar.

“Mereka datang hanya untuk menonton aksi unjuk rasa. Ini tidak perlu sebenarnya ya. Ajakan-ajakan dari medsos beredar beberapa hari lalu. Mohon kita sikapi dengan bijak. Jangan mudah terprovokasi,” ujar Ade.

Sementara itu, Komisioner KPAI, Sylvana Maria Apituley menambahkan, TikTok menjadi pintu masuk paling cepat bagi pelajar ke pusaran demonstrasi.

“Ada berita-berita atau informasi yang mendorong mereka ikut, asalnya dari media sosial. Rasa ingin tahu yang mendorong mereka datang,” ujarnya.

Wakil Ketua DPR, Sufmi Dasco Ahmad buru-buru menenangkan publik. Dikatakannya, tunjangan rumah Rp50 juta per bulan untuk anggota DPR hanya berlaku sampai Oktober 2025.

“Setelah itu, anggota DPR tidak akan mendapatkan tunjangan kontrak rumah lagi,” pungkasnya. (aan/mzm)

disclaimer

Pos terkait