Ratusan Guru Sekolah Rakyat Mengundurkan Diri, SR di Kota Malang Tetap Kondusif

Ratusan Guru Sekolah Rakyat Mengundurkan Diri, SR di Kota Malang Tetap Kondusif
Kepala SRMP 16 Kota Malang menjelaskan, proses belajar mengajar di tempatnya berjalan kondusif. (bas)

Malang, SERU.co.id – Ratusan guru Sekolah Rakyat (SR) dikabarkan mengundurkan diri secara massal di awal tahun ajaran baru hingga ramai diperbincangkan. Meski demikian, kondisi pembelajaran SR di Kota Malang dipastikan tetap kondusif.

Kepala SRMP 16 Kota Malang, Rida Afrilyasanti mengucapkan, rasa syukur atas berjalannya proses pendidikan di SR yang dipimpinnya. Ia memastikan, kegiatan belajar mengajar di tempatnya tetap kondusif.

Bacaan Lainnya

“Alhamdulillah, di SRMP 16 Malang tidak ada guru yang mengundurkan diri. Jumlah tenaga pendidik kami tetap 12 orang, termasuk guru agama,” seru Rida, saat dikonfirmasi melalui WhatsApp, Rabu (30/7/2025).

Menurutnya, penempatan guru yang sebagian besar berdomisili di Kota Malang turut mendukung kelancaran aktivitas pembelajaran di sekolah tersebut. Terkait dinamika pembelajaran, para siswa sudah mulai beradaptasi setelah lebih dari dua minggu menjalani kegiatan belajar di asrama.

“Bapak Ibu guru sudah memulai program matrikulasi literasi dan numerasi dasar untuk memetakan kemampuan awal siswa. Matrikulasi ini penting, agar guru dapat menyesuaikan materi dengan kebutuhan masing-masing siswa,” ungkapnya.

Informasi lebih lanjut disampaikan oleh Humas SRMP 16, Rosita Devi. Ia menjelaskan, hasil matrikulasi menunjukkan, kemampuan siswa secara umum berada dalam kategori baik, dengan perkembangan yang signifikan.

Ratusan Guru Sekolah Rakyat Mengundurkan Diri, SR di Kota Malang Tetap Kondusif
Kepala SRMA 22 Kota Malang mengatakan, tidak ada guru yang mengundurkan diri di sekolahnya. (bas)

“Skor matrikulasi meningkat. Hal ini menunjukkan bahwa peserta didik mengalami perkembangan yang positif,” jelas Rosita.

Ia juga menambahkan, program matrikulasi akan berlangsung selama dua bulan, hingga pertengahan September 2025. Pembelajaran tambahan akan diberikan kepada siswa yang membutuhkan bimbingan khusus berdasarkan hasil pemantauan selama proses pembelajaran.

Dengan situasi yang relatif stabil, SRMP 16 Kota Malang kini fokus pada proses adaptasi siswa baru. Pihak sekolah mengupayakan peningkatan kualitas pembelajaran siswa tidak hanya di lingkungan sekolah, tapi juga di asrama.

Baca juga: MPLS Sekolah Rakyat Kota Malang Latih Kemandirian dan Kepemimpinan Berbasis Kurikulum Boarding School

Terpisah, Kepala SRMA 22 Kota Malang, Rahmah Dwi Nor Wita Imtikanah mengkonfirmasi, pembelajaran di sekolahnya juga berjalan lancar. Di tengah kabar ratusan guru SR mengundurkan diri, tenaga pendidik di tempatnya tetap bekerja dengan optimal.

“Alhamdulillah tidak ada yang mengundurkan diri. Solidaritas tenaga pendidik kami luar biasa,” ujarnya.

Wita mengatakan, selama dua bulan ini pembelajaran lebih berfokus pada pembinaan karakter, bagian dari proses matrikulasi. Nilai-nilai kemandirian, kepemimpinan dan kemampuan bekerja sama menjadi penekanan, agar para siswa mampu beradaptasi di asrama.

“Kami melaksanakan program matrikulasi literasi dan numerasi dasar untuk memetakan kemampuan siswa. Bagi yang membutuhkan pendampingan khusus, akan didampingi,” bebernya.

Wita mengatakan, guru di sekolahnya tidak hanya mengajar, tapi memiliki kewajiban sosial untuk menumbuhkan empati. Koordinasi turut dijalin dengan wali asrama dan wali asuh yang mendampingi para siswa.

Baca juga: Tahun Ajaran Baru, Pemkot Malang Tinjau Pemeriksaan Kesehatan Siswa Sekolah Rakyat

Sebagai informasi, kabar mundurnya ratusan guru SR di berbagai daerah disampaikan oleh Menteri Sosial Saifullah Yusuf. Pria yang kerap disapa Gus Ipul menerangkan, pengunduran diri tersebut disebabkan penempatan lokasi mengajar.

“Kurang lebih 160 guru yang mengundurkan diri. Penyebabnya, karena mereka merasa penempatannya mengajar jauh dari domisilinya, jauh dari tempat tinggalnya,” kata Gus Ipul.

Kendati demikian, Gus Ipul mengklaim, pemerintah telah memiliki solusi untuk mengatasi banyaknya guru SR yang mundur. Masih ada puluhan ribu guru yang belum mendapatkan penempatan mengajar.

“Tapi di belakangnya sudah banyak yang siap untuk menggantikan. Dikarenakan, ada 50 ribu lebih guru yang telah mengikuti proses pendidikan profesi guru yang belum mendapatkan penempatan,” pungkasnya. (bas/rhd)

disclaimer

Pos terkait