Dirinya juga setuju dengan usulan, kemiskinan ektrem untuk sekali jadi diverifikasi dan divalidasi. Karena, data P3KE untuk kemiskinan ektrem sudah by name by addres.
“Walaupun demikian karena itu adalah merupakan triangulasi dari tiga data yaitu dari BKKBN, DTKS Kemensos dan data Dukcapil. Maka bagaimana pun perlu tetap diverifikasi di tingkat lapangan. Dan disini tadi menurut P3KE ada 320 miskin ekstrem tapi setelah dikroskcek tinggal 21 yang harus ditangani,” sebutnya.
Dirinya menyebut, untuk para masyarakat yang masuk dalam kemiskinan ekstrem diperbolehkan untuk mendapatkan bantuan lebih dari satu paket. Sebagai contoh, dimana untuk yang sudah mendapatkan PKH masih diperbolehkan mendapatkan BLT DD.
“Kalau ada CSR yang mau bantu ya silahkan, supaya target dari bapak presiden yg miskin ekstrem bisa 0 dan tercapai,” kata lelaki berusia 66 tahun tersebut.
Sedangkan untuk stunting, dirinya mendapati permasalahan pada faktor pemberian makanan tambahan. Dimana yang seharusnya di umur enam bulan, setelah memberikan full ASI. Sehingga membuat pertumbuhan pada bayi sesuai dengan tataran umurnya.
“Mestinya panjang per bulannya naik. Karena ada permasalahan makanan tambahan, maka terjadilah beberapa data menunjukkan sampai 3-6 bulan nggak ada perubahan panjang badan. Kalau data koordinator xxx tadi, itu banyak balita gitu. Panjangnya, sudah 3 bulan masih 109, satu Balita tadi saya lihat datanya betul,” jelasnya. (wul/mzm)
Baca juga:
- Driver Ojol Malang Raih Motor Listrik Gebyar Hadiah Smartfren Tahap 3
- Bisnis Thrifting di Kota Malang Lesu Imbas Larangan Impor Pakaian Bekas
- Proyek Drainase Soehat Rampung Sebelum Nataru, Optimis Tekan Banjir 35 Persen
- Konsisten Dukung Literasi & Inklusi Keuangan, Bank Jatim Sabet Penghargaan dari CNN Indonesia
- Ikon Baru Jatim Park 3: Jurassic Sky Ride Ajak Pengunjung Melayang di Atas Rimba Dinosaurus








