Maulina Pia Wulandari manambahkan, saat situasi krisis semakin memburuk, pergantian seorang CEO menjadi sebuah kewajaran. Untuk memberikan perspektif baru dan mencegah adanya strategi yang berlebihan, karena CEO sudah merasa kewalahan dalam menghadapi krisis.
“Dalam situasi ini saya melihat, Kapolri kewalahan meskipun di depan publik dia menunjukkan bahwa dirinya tegar dan mampu menyelesaikan krisis,” tambahnya.
Pia mengatakan, reputasi polri yang telah dibangun selama ini, kini hancur lebur. Setidaknya butuh waktu 20 tahun untuk dapat mengembalikan kepercayaan publik dan reputasi yang baik. Yang tidak kalah penting, Polri harus merubah total budaya organisasinya, kualitas SDMnya, termasuk pula komunikasi pada publiknya. Dalam konteks komunikasi publik, Polri harus berkomunikasi secara transparan, akurat, akuntabel dan berempati.
“Polri harus memilih startegi komunikasi krisis ‘reduce offensiveness’ yang mengurangi penyerangan. Artinya jika memang Polri melakukan kesalahan, Polri harus berani mengakui kesalahan dan meminta maaf pada publik. Kemudian melakukan tindakan-tindakan korektif yang berdasarkan pada penegakan hukum dan kepentingan publik,” terang Pia. (ws6/ono)
Baca juga:
- Tekan Kecelakaan, Puluhan Banner Himbauan Keselamatan Dipasang di Jalan Wisata TNBTS
- Pemkot Malang Perkuat Urban Farming Terintegrasi untuk Tekan Angka Stunting
- Wali Kota Batu Dorong Kolaborasi Kuat dengan PERADI untuk Akses Keadilan Merata
- Perkuat Atlet dan Sport Tourism, Wali Kota Nurochman Resmi Buka Batu Futsal League 2025
- PTPN 1 Regional 5 Klarifikasi KTP Pekerja Borongan Berstatus Karyawan BUMN








