Banyuwangi, SERU.co.id – Sejumlah dokter dari Departemen Radiologi, Fakultas Kedokteran, Universitas Airlangga menggelar program manajemen deteksi dini dan skrining penyakit kelenjar gondok di Puskesmas Bajulmati, Wongsorejo, (17/9) kemarin.
Dari 75 peserta yang mengikuti skrining, terdapat 30 orang terindikasi mengalami kelainan kelenjar gondok.
Penyakit tumor kelenjar gondok dapat berdampak meningkatkan kematian pada pasien, sehinga membutuhkan perhatian dan penanganan serius. Tumor kelenjar gondok dapat terjadi pada semua kelompok usia baik pria maupun wanita. Namun, resiko gondok pada wanita lebih tinggi tiga kali lipat dibanding pria.
Kegiatan pengabdian masyarakat tersebut berfokus pada dua hal. Yakni, melakukan sosialisasi materi tentang tumor kelenjar gondok. Sosialisasi telahdilaksanakan melalui webinar zoom pada Sabtu (31/7).
Kemudian, melakukan skrining tumor kelenjar pada masyarakat dengan menggunakan modalitas ultrasonografi yang dilakukan oleh tenaga ahli yg terdiri dari dokter ahli radiologi dan dokter pendidikan spesialis radiologi yang bekerja sama dengan Puskesmas Bajulmati .
Sasaran program adalah masyarakat di Wongsorejo. Diharapkan masyarakat dapat memahami materi pentingnya kelenjar gondok terhadap kesehatan. Dan dengan dilakukan skrining dapat menekan angka kesakitan dan kematian yang diakibatkan komplikasi dari tumor kelenjar gondok pada masyarakat.
Dr. Rosy Setiawati, dr., Sp.Rad (K), selaku Ketua Tim Pengmas mengatakan, kasus tumor kelenjar gondok bagaikan fenomena gunung es. Masyarakat baru menyadari ketika merasakan keluhan dan adanya benjolan yang besar.
Setelah pelaksanaan skrining, terdapat 30 orang terindikasi mengalami gangguan kelenjar gondok.
“Segera kami laporkan hasil skrining ke puskesmas, apakah pasien ini terkena tumor atau kekurangan yodium. Diharapkan pasien tersebut ditangani oleh puskesmas. Apabila pasien membutuhkan penangan lebih lanjut, puskesmas bisa merujuk ke rumah sakit sehingga pasien mendapatkan panangan yang tepat,” ungkap Rosy.
Kepala Puskesmas Bajulmati, dr. Cincin Hari Purwati merespon positif kegiatan yang berlangsung.
“Ini penting untuk masyarakat, sehingga terdeteksi dari awal dan dapat dilakukan pencegahan,” katanya.
Salah satu masyarakat yang mengikuti skrining, Masruroh mengatakan, acara yang berlangsung sangat bermanfaat.
“Jadi tahu tentang bahaya penyakit kelenjar gondok. Skriningnya juga gratis,” ujar perempuan berusia 47 tahun itu. (aar)
Baca juga:
- Seluruh Jemaah Haji Indonesia Tiba di Makkah, Siap Jalani Wakuf di Arafah
- Satu WNI Meninggal di Gurun Makkah, Dua Lainnya Diselamatkan Usai Coba Masuk Secara Ilegal
- 541 Atlet KONI Kota Batu Lolos Mengikuti Porprov IX Jatim 2025
- KONI Batu Bakar Semangat Tanding Atlet Lewat Character Building
- Pemkot Malang Tak Kuasa Hadapi Alih Fungsi Lahan Pertanian Terdesak Perumahan