Jember, SERU.co.id – Bantuan sosial (bansos) untuk warga prasejahtera yang kurang tepat sasaran, menjadi sorotan sekaligus pembahasan. Seperti pemaparan program kerja yang disampaikan Dinas Sosial kepada Bupati Jember, Ir H Hendy Siswanto.
Bupati Jember, Ir H Hendy Siswanto mengatakan, bantuan senilai lebih dari Rp100 milyar ini, belum memberikan dampak perubahan signifikan terhadap garis kemiskinan.
“Bantuan ini manajemennya kurang tepat. Menurut perhitungan sederhana saja, beberapa bantuan seperti BST, KIS, PKH dan lainnya. Kalau ditotal lebih dari Rp100 M, tapi sampai sekarang masih miskin. Ada apa ini?”ungkap Hendy Siswanto, Sabtu (24/04/2021) kemarin.
Oleh sebab itu, menurut Hendy, seluruhnya harus dikaji ulang. Baik dari sisi ketepatan penerima bantuan dan manajemen penggunaan bantuan itu.
“Nah Dinsos tidak boleh lepas tangan setelah menyalurkan bansos. Artinya setelah masyarakat menerima bantuan tersebut, Dinsos harus mengawal penggunaannya. Kalau semuanya untuk dikonsumsi, masyarakat kita ketergantungan dengan bantuan, lalu kapan mereka sejahteranya,” sambung Hendy.
Apabila penggunaan bantuan itu dikawal, lanjut Hendy, lalu masyarakat dibentuk kelompok usaha mandiri. Maka bisa meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara berkesinambungan.
“Meski tidak sesederhana yang kita pikirkan, namun saya meminta pembenahan sistem ini harus dilakukan,” tandasnya. (yas/rhd)
Baca juga:
- Dampak Proyek Drainase, Perumda Tugu Tirta Minta Maaf Siagakan Tim 24 Jam
- Pulihkan Semangat Pasca Tragedi Kanjuruhan, Askab PSSI Malang Gelar Kursus Pelatih Lisensi D
- Bapenda Sambang Pondok Pesantren Sosialisasi Layanan Pajak di Hari Santri
- Dahan Pohon Beringin Raksasa di Ngajum Timpa Kabel Listrik dan Truk Parkir
- Entas Anak Tidak Sekolah, Pemkab Malang Bentuk Tim Saber ATS Kecamatan