Malang, SERU.co.id – Didampingi Wawali Sofyan Edi Jarwoko, Sekkota Wasto, Asisten Administrasi Pembangunan Diah Ayu K, Kadis PUPR Hadi Santoso dan Kadishub Handi Priyanto, Wali Kota Malang Sutiaji mengawali giat dinas dengan sidak pelaksanaan pekerjaan proyek Kayutangan Heritage.
Proyek Kayutangan Heritage dilaksanakan dan dikerjakan oleh Kementerian PUPR RI tersebut, ditujukan untuk menata kawasan permukiman dan perkotaan menjadi semakin baik.
“Kota Malang menjadi salah satu daerah yang dinilai memiliki potensi landscape kota yang mampu menjadi penguat wisata nusantara,” ungkap Agus Budi H, pelaksana proyek.
Secara umum ada 2 (dua) area yang ditata dan dimake over oleh Kementerian PUPR, yakni area di dalam perkampungan Kayutangan dan area sepanjang koridor jalan Basuki Rahmat. Agus Budi mengaku telah melakukan sosialisasi kepada warga dan para pelaku usaha di kawasan tersebut.
Merespon sidak Walikota Sutiaji dan menjawab pertanyaan teknis pekerjaan dengan pola blocking (tutup) kawasan jalan Basuki Rahmat, Agus Budi menyatakan hal itu murni aspek teknis. Apabila dilakukan pola buka tutup, akan beresiko pada penyelesaian waktu pekerjaan.
“Disisi teknis, selama proses pelaksanaan konstruksi, dengan analisis dan justifikasi teknis tertentu terjadi perubahan dimensi, volume, spesifikasi dan lokasi beberapa item pekerjaan. Salah satunya, perubahan struktur lapis perkerasan di bawah batu andesit, akan menggunakan konstruksi perkerasan kaku (rigid pavement) berupa beton bertulang,” tutur pria berkaca tersebut.
Ada 2 lokasi kegiatan perubahan struktur yang mengharuskan pola tutup area, yakni lokasi I berada pada persimpangan jalan antara Toko Avia – koridor PLN – Hotel Trio Indah 2. Untuk lokasi II berada pada persimpangan jalan antara BCA – Bank Common Wealth – Toko Lido – Koperasi NSP.
Sementara itu, Walikota Malang menyatakan, salah satu tujuan sidak karena mencermati dampak kemacetan di hari pertama penutupan jalan.
“Karenanya, saya perlu klarifikasi secara langsung, termasuk menanyakan mengapa tidak menggunakan pola buka tutup. Dan tadi sudah dijelaskan oleh pimpro. Maka dengan kondisi seperti itu, saya tekankan ketepatan penyelesaian. Pun, saya juga memahami dan wajar apabila warga merasa terganggu, namun insya Allah penataan kawasan ini akan berdampak positif,” tegas Walikota Sutiaji.
Mungkin saat ini, lanjut Sutiaji, belum dirasakan dampak perubahannya, namun begitu proyek ini rampung, maka akan banyak hal positif didapatkan. Salah satunya penegasan dan penguatan kawasan heritage kota dan ke depan juga akan diperkuat dengan kuliner khas yang terhubung dengan Kayutangan.
“Yakni kawasan Pecinan, disana akan ada sajian even makanan khas Cina atau Asia. Juga ada kawasan Kampung Arab akan menghadirkan even atau festival makanan/jajanan beserta budaya budaya Timur Tengah. Itu juga akan menyatu dengan budaya yang dimiliki Kota Malang,” urai Walikota penyuka kuliner super pedas ini.
Sutiaji juga meminta pelaksana kegiatan untuk dapat memenuhi waktu pekerjaan. Setidaknya tuntas dalam kurun waktu 1 (satu) bulan, sehingga koridor jalan Basuki Rahmat segera dapat difungsionalkan kembali.
Mengacu pada schedule kontrak, masa pekerjaan 300 hari kalender, terhitung sejak tanggal 27 April 2020 s/d 20 Februari 2021, mencakup pekerjaan di wilayah kelurahan Polehan dan kelurahan Kauman (didalamnya koridor jalan Basuki Rahmat), dengan nilai proyek Rp 23 M. (rhd)