Banyuwangi, SERU.co.id – Diduga tidak dibayar ongkos angkut oleh PT.
Argen Bangkit Sentoso (ABS) selaku pemenang tender (vendor) pengadaan angkutan dari Industri Gula Glenmore (IGG) Banyuwangi. Puluhan sopir pengangkut tebu mogok kerja. Akibatnya puluhan truk bermuatan tebu dari Afdeling-afdeling PTPN XII Kebun Kalitelepak memakirkan truk ditengah jalan Barkot, dekat PT.
IGG, Senin (9/11/2020) petang.
Puluhan sopir truk yang berasal dari Banyuwangi, Jember, Ngawi, Situbondo dan Lumajang merasa kecewa dengan pihak vendor yang selalu menjanjikan pembayaran ongkos angkut. Padahal sesuai perjanjian, ongkos angkut ini diberikan setiap satu minggu sekali. Namun hingga dua minggu ongkos angkut masih belum dibayarkan.
Hadi sopir truk asal Semboro, Kabupaten Lumajang mengaku sangat kecewa dengan pihak Vendor maupun dengan PT.
IGG yang tidak mau membayar ongkos angkut. Padahal untuk biaya operasional perhari dibutuhkan minimal Rp 200 ribu.
“Untuk biaya beli solar dan makan, saya hanya dipinjami oleh Vendor (PT.
Argen Bangkit Sentosa). Padahal saya punya keluarga, anak dan istri saya juga butuh makan,” ujar Hadi dengan nada penuh kecewa.
Anehnya timpal salah satu sopir setiap ditagih uang jasa angkut tebu tersebut, pihak Vendor selalu memberi janji-janji. Tapi janji tersebut tidak pernah ditepati.
“Memang saya ngasih makan anak istri saya bisa pakai janji. Uang yang dipinjami dari Vendor itu hanya cukup buat beli solar dan makan saya saja, itupun sangat ngepres sekali,” gerutu salah satu sopir asal Kabupaten Situbondo.
Padahal kata Hadi saat ini PT.
IGG mendekati giling tebu mau tutup, sedangkan PT.
ABS selaku pemenang tender pengadaan jasa angkutan tebu tidak mau membayar uang ongkos angkut tebu. Menurutnya, selaku pemenang tender harus bertanggung jawab ongkos angkut ini.
“Intinya PT.
ABS selaku Vendor tidak mampu membayar angkos angkut tebu ini, kalau saya hanya diberi janji saya tidak mau, mending mogok kerja saja sampai ongkos angkut ini dibayar,” tegasnya.
Menurutnya, jika ditotal keseluruhan ongkos angkut tebu dari Perkebunan Kalitelepak menuju PT.
IGG dikisaran Rp 250 juta. Saat ini sopir truk butuh kejelasan pembayaran, bukan janji-janji kosong belaka.
“Ongkos angkut itu tergantung berat muatan, bukan per rit,” terangnya.
Terpisah, Rifki Alamudi selaku penyandang dana PT.
ABS mengaku sudah keluar dari PT.
tersebut dikarenakan sudah tidak ada kecocokan dengan pihak manajemen PT.
ABS.
“Awalnya saya selaku penyandang dana PT.
Argen Bangkit Sentosa karena saya di dzolimi, ya saya keluar dari PT.
ABS,” ujar Bang Kiki sapaan akrab Rifki Alamudi kepada SERU.co.id

Sementara manager pengadaan PT.
IGG, Isa ketika dikonfirmasi wartawan melalui sambungan telepon maupun WhatsApp tidak mau menjawab.
Hingga saat ini, Selasa (10/11/2020) pagi barisan truk bermuatan tebu tampak memenuhi disepanjang jalan Barkot. Mereka mendesak kepada PT.
IGG maupun vendor (PT.
ABS) membayar ongkos angkut. Bahkan para sopir truk mengancam jika pihak PT.
IGG maupun vendor tidak mau membayar para sopir truk tidak akan mengirim tebu ke PT.
IGG. (git)