Malang, SERU.co.id – Hasil panen tebu di Kabupaten Malang pada tahun 2025, diprediksi tidak memenuhi target. Meskipun luasan lahan tebu di Kabupaten Malang mengalami peningkatan, hasil panen di tengah cuaca ekstrem ini masih belum bisa maksimal.
Kepala Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan (DTPHP) Kabupaten Malang, Avicenna M Saniputera menjelaskan, dari hasil pendataan yang telah dilakukan hingga akhir September 2025 ini. Capaian panen tebu, kurang lebih mencapai 2,7 juta ton dan masih menyisakan 20 persen lahan tebu belum dipanen.
“Petani saat ini masih berjuang di tengah cuaca ekstrem bagaimana agar tebu di lahan bisa terserap semua. Karena kondisi di lahan sekarang itu becek, akibatnya kendaraan (truk) gak bisa masuk, kadang petani harus pakai motor,” seru Avi, beberapa waktu lalu.
Dirinya menjelaskan, tercatat di tahun 2024 lalu luas lahan ladang tebu di Kabupaten Malang meningkat dibandingkan tahun 2023 yakni 47 ribu hektar. Dan di tahun tersebut, hasil panen tebu yang telah terserap kurang lebih mencapai 4 juta ton.
“Tahun 2023 lalu luas lahan tebu di 43.500 hektar. Berarti ada peningkatan di 3 ribu lebih luas lahan dari 2023 ke 2024,” ungkapnya.
Avi membeberkan, program bongkar ratoon 15 ribu hektar dari pemerintah pusat belum bisa terealisasi sepenuhnya diterapkan di tahun 2025 ini. Mengingat masih ada lahan tebu yang belum dipanen, sehingga pelaksanaanya akan dilaksanakan menyesuaikan dengan jadwal panen.
“Target kami kan pertengahan November bongkar ratoon selesai semua, namun karena keterbatasan waktu sehingga lahan yang kami usulkan baru 1.142 hektar,” terangnya.
“Melihat angka ini perjuangan kita masih berat untuk memenuhi bibit (324 hektar). Ya kami memohon agar penyedia segera memenuhi kekurangan itu karena sesuai perencanaan seluruhnya bisa selesai di pertengahan November,” imbuh Avi. (wul/mzm)








