Malang, SERU.co.id – Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Provinsi Jawa Timur menegaskan komitmennya dalam mengusung rencana kerja tematik berbasis pemberdayaan masyarakat. Program tersebut utamanya menyasar mustahik untuk bisa naik kelas hingga berdaya menjadi muzakki.
Wakil Ketua III Baznas Jatim, Dr KH Muhammad Zakki mengungkapkan, program tematik disusun untuk menyatukan nilai dan semangat pemberdayaan. Program ini dinilai mampu membangun kemandirian ekonomi, sekaligus menumbuhkan kepercayaan publik terhadap pengelolaan dana zakat, infak dan sedekah (zis).
“Ada value dan nilai yang bisa menggerakkan kekuatan bagi mustahik. Dua hal itu kami satukan dalam program tematik yang intinya adalah trust,” seru Zakki, usai membuka Bimtek Rencana Kerja dan Anggaran Tahunan (RKAT) BAZNAS Jatim di Regent Park Hotel, Rabu (29/10/2025).
Menurutnya, kepercayaan dan keterbukaan menjadi hal utama dalam pekerjaan yang perlu dipertahankan. Pasalnya, Baznas Jatim merupakan lembaga yang menghimpun serta menyalurkan dana umat.
“Kami harus terbuka dan terlapor semuanya. Alhamdulillah, sekarang Baznas sudah semakin dikenal masyarakat sebagai lembaga resmi non-struktural pemerintah,” ungkapnya.
Baznas Jatim juga berupaya menyelaraskan program tematiknya dengan visi Pemerintah Provinsi Jawa Timur. Zakki menuturkan, Pemprov Jatim mendorong, agar setiap program Baznas Jatim bisa diadopsi dan diterapkan di tingkat kota dan kabupaten.
“Akan kita satukan dalam satu pemikiran yang utuh, agar kita bisa bergerak bersama menyongsong 2026. Dengan harapan, mustahik dapat naik kelas menjadi muzakki,” jelasnya.
Dari berbagai sektor, program pemberdayaan usaha kecil dan menengah (UKM) tercatat yang paling banyak menerima penyaluran Baznas Jatim. Salah satunya, melalui bantuan ternak kambing bagi masyarakat ekonomi lemah.
“Program ini memberi efek berantai. Saat kambing berkembang biak, hasilnya dikembalikan lagi ke mustahik, sehingga perputaran ekonominya terus hidup,” terangnya.
Selain mendorong ekonomi produktif, Baznas Jatim juga turut membantu masyarakat yang terjerat pinjaman online (pinjol). Ia menyebut, banyak orang terjerat pinjol, karena kebutuhan kecil tapi berbunga tinggi.
“Karena itu, Pemprov Jatim sudah meluncurkan program untuk mengatasi pinjol. Kami dari BAZNAS Jatim berkomitmen ikut mendukung,” ujarnya.
Zakki menambahkan, pada tahun ini dana zakat yang dikelola Baznas Jatim mencapai sekitar Rp45 miliar. Pihaknya menargetkan peningkatan menjadi Rp60 miliar pada tahun depan.
Pemprov Jatim Dukung Sinergi Pengentasan Kemiskinan
Plt Asisten I Setdaprov Jatim sekaligus Kepala Biro Kesra, Imam Hidayat menegaskan, pihaknya mendukung setiap langkah strategis BAZNAS Jatim. Melalui penyusunan program kerja berbasis pemberdayaan masyarakat, para mustahik tidak hanya terbantu, tapi juga berdaya.
“Baznas adalah mitra kami dalam mempercepat pengentasan kemiskinan melalui program-program pemberdayaan ekonomi masyarakat. Kami berharap, setiap Baznas di kabupaten/kota bisa bersinergi dengan pemerintah daerah dan para pemangku kepentingan untuk memperkuat pelaksanaan program,” tuturnya.
Imam menekankan, kepercayaan masyarakat merupakan aspek penting. Apabila masyarakat percaya, mereka akan menyalurkan zakat dan infaknya melalui lembaga ini. Salah satu program yang disorotinya, bantuan pendidikan bagi keluarga miskin.
“Pemutus kemiskinan paling efektif adalah pendidikan. Saat satu anggota keluarga miskin bisa kuliah, wawasannya meningkat dan peluang kesejahteraannya terbuka,” urai Imam.
Selain itu, Imam menyebut, beberapa contoh keberhasilan program yang patut dikembangkan. Seperti program pemberdayaan usaha mikro dan upaya BAZNAS memutus ketergantungan masyarakat terhadap pinjol.
“Kadang masyarakat hanya butuh pinjaman Rp500 ribu, tapi tidak ada akses ke lembaga keuangan formal, mereka terjerat pinjol. Di sinilah BAZNAS bisa turun tangan membantu,” pungkasnya. (bas/rhd)








