Malang, SERU.co.id –Berdasarkan hasil penilaian tim Adipura Kementerian Lingkungan Hidup, sekitar 99 persen sampah di Kota Malang sudah terkelola dengan baik. Karena itu, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Malang terus memperkuat pengolahan sampah berbasis masyarakat.
Plh Kepala DLH Kota Malang, Gamaliel Raymond Hatigoran Matondang mengungkapkan, tinggal 1 persen atau sekitar 6,9 ton per hari yang masih belum tertangani. Limbah yang belum terkelola berasal dari kebiasaan masyarakat yang masih membuang sampah sembarangan.
“Sampah yang tidak terkelola itu berasal dari masyarakat yang membuang di pinggir sungai. Selain itu, termasuk sampah yang dibuang dengan cara dibakar di pekarangan rumah,” seru Raymond, dalam kegiatan Sosialisasi Pengurangan Sampah dan Pembinaan Kelompok Masyarakat, Sabtu (25/10/2025) malam.
Raymond mengatakan, DLH Kota Malang telah menutup sejumlah TPS liar sebagai langkah tindak lanjut. Pengurukan tanah juga dilakukan, terutama di lokasi rawan seperti sekitar sungai.
“Bertepatan dengan World Clean Day lalu, kami menutup beberapa TPS ilegal. Contohnya di Bumiayu, dimana masyarakat terbiasa membuang sampah di pinggir sungai. Lokasi itu sudah kami tutup dan diberi tanda larangan,” jelasnya.
DLH Kota Malang aktif melakukan pembersihan sampah di sungai. Seperti saat World Clean Day di Bandulan, petugas berhasil mengangkat sekitar 2 ton sampah dari aliran sungai.
Ia pun mengimbau, masyarakat harus lebih tertib dalam membuang sampah dengan memanfaatkan TPS yang disediakan pemerintah. Pasalnya, perilaku membuang sampah ke sungai juga berdampak ke wilayah lain, seperti penumpukan di Bendungan Sengguruh Kabupaten Malang.
“Kami berupaya menyediakan TPS yang mudah dijangkau penggerobak sampah. Jadi, jangan lagi membuang sembarangan, apalagi ke sungai,” tegasnya.
Melalui kegiatan sosialisasi ini, DLH Kota Malang mengajak kader masyarakat berperan aktif di lingkungan masing-masing. Ke depan, pengolahan sampah limbah akan semakin melibatkan peran aktif masyarakat.
“Kami terus mengedukasi masyarakat, seperti melalui kegiatan ini. Ke depan, regulasi akan mengatur bagaimana masyarakat ikut mengelola sampah dimulai dari rumah, dengan memisahkan limbah organik dan anorganik,” terangnya.
Baca juga: DLH Kota Malang Gencarkan Perempesan Pohon Antisipasi Cuaca Ekstrem
Dalam kegiatan ini, peserta mendapatkan materi seperti penerapan gaya hidup minim sampah, pengurangan sampah plastik, hingga pemilahan sampah. Raymond mengatakan, pengolahan sampah rumah tangga sangat penting, mengingat banyak sampah dihasilkan dari sektor tersebut.
“Mulai kurangi sampah dimulai dari rumah, seperti menggunakan wadah yang bisa dipakai berkali-kali dan selalu habiskan makanan. Pengolahan sampah juga penting, pilah mana yang organik dan anorganik, kalau yang organik bisa dijadikan kompos,” ujarnya.
Wali Kota Malang, Wahyu Hidayat menyampaikan apresiasinya, atas partisipasi aktif masyarakat dalam kegiatan ini. Menurutnya, pengelolaan sampah tidak bisa hanya mengandalkan DLH Kota Malang.
Baca juga: Penilaian Adipura Tahap Kedua Dimulai, DLH Kota Malang Fokus Penanganan Sampah
“Sampah adalah tanggung jawab kita bersama. Harus dimulai dari rumah, dengan memilah sampah dan menerapkan prinsip 3R, yakni reduce, reuse, recycle,” ungkapnya.
Wahyu menambahkan, pengelolaan sampah yang baik sangat berdampak positif bagi lingkungan. Bahkan juga bisa memberi manfaat ekonomi bagi masyarakat, apabila dimanfaatkan dan diperjualbelikan.
“Limbah yang biasanya kita anggap mencemari lingkungan ternyata bisa bernilai ekonomis. Sebagai contoh produk kompos, eco-enzyme, atau energi terbarukan,” urainya.
Pria yang akrab disapa Pak Mbois itu menegaskan, program ini sejalan dengan Dasa Bakti Ngalam Rijik, yaitu menjaga kebersihan lingkungan bersama. Dalam kegiatan ini, Pemkot Malang juga berkesempatan menerima bantuan biopori, keranjang takar, hingga motor sampah untuk lima kecamatan.
“Kami mendorong pengelolaan sampah langsung dari sumbernya, yaitu rumah tangga. Dengan adanya bantuan komposter hingga membentuk bank sampah, harapannya Kota Malang semakin bebas pencemaran,” pungkasnya. (bas/rhd)








