Malang, SERU.co.id – Universitas Negeri Malang (UM) menggelar peringatan Dies Natalis ke-71. Momentum ini menjadi pengingat untuk terus memperkuat langkah menuju global excellence melalui riset dan dampak nyata.
Rektor UM, Prof Dr Hariyono MPd menegaskan, keberhasilan institusi pendidikan tinggi tidak hanya diukur dari angka. Akan tetapi dari manfaat nyata yang dirasakan masyarakat.
“Keberhasilan institusi bukan sekadar angka, melainkan alat untuk memberi manfaat nyata bagi masyarakat. Maka capaian prestasi kita harus dikembangkan terus menerus, terutama dalam bidang riset dan inovasi yang berdampak,” seru Prof Hariyono, dalam orasi ilmiahnya di Graha Cakrawala UM, Sabtu (18/10/2025).
Dalam bidang tata kelola kampus, Prof Hariyono menekankan, pentingnya transparansi dan kemandirian finansial. Salah satu bentuk inovasi adalah hilirisasi riset menjadi produk bernilai ekonomi, seperti rebranding produk air minum kampus dari AirUM menjadi Amerta UM.
“UM juga mencatat lonjakan signifikan dalam riset dan inovasi. Sepanjang 2025, sebanyak 4.210 karya ilmiah dihasilkan oleh 1.238 dosen. Termasuk 871 artikel kolaborasi, dengan 40 persen di antaranya hasil kerja sama internasional,” urainya.
Ia mengatakan, dana penelitian dan pengabdian masyarakat tahun depan bisa dinaikkan sampai Rp5 miliar. Meskipun komposisi sumber pendanaan internal menurun, tetapi sumber pendanaan eksternal dari dalam negeri meningkat 57,14 persen dan luar negeri 355 persen.
“Selain itu, 303 dosen UM tengah menempuh studi doktoral (S3), sebagai bagian dari upaya peningkatan kapasitas akademik dan riset. Dengan fondasi yang sehat dan mencerdaskan, UM memiliki energi untuk bergerak lebih cepat, berinovasi lebih luas, dan memberi dampak lebih nyata,” tegasnya.
Transformasi pendidikan tinggi membuka tantangan nyata, sekaligus peluang emas bagi UM untuk terus tumbuh. Adanya sistem pemeringkatan perguruan tinggi dinilai sebagai cermin kinerja dan kompas peningkatan berkelanjutan.
“Pemeringkatan bukan hanya sekadar prestasi, melainkan indikator sejauh mana kinerja institusi telah berkembang. UM mencatat sejumlah prestasi terkait pemeringkatan perguruan tinggi di berbagai lembaga pemeringkatan global,” ujarnya.
Berikut catatan prestasi UM di berbagai lembaga pemeringkatan dunia, di antaranya:
- Peringkat 2 Nasional untuk Education Studies oleh Times Higher Education (THE) World University Rankings by Subject 2025.
- Peringkat 7 di Asia dalam Bidang Pendidikan oleh SCImago Institutions Rankings.
- Peringkat 5 Universitas Terbaik di Indonesia versi AD Scientific Index 2025
Capaian luar biasa juga datang dari mahasiswa. Sepanjang 2025, sebanyak 7.222 mahasiswa UM menorehkan prestasi di tingkat nasional dan internasional.
“Salah satunya sejarah baru keberhasilan UM menjuarai kategori Prototype Internal Combustion Engine (ICE) di ajang Shell Eco-Marathon Asia Pacific and Middle East 2025. Keberhasilan dalam ajang perlombaan di Qatar ini membawa Indonesia ke posisi puncak kompetisi teknologi hemat energi tersebut,” tuturnya.
Selain itu, tercatat 530 mahasiswa mengikuti program outbound mobility ke berbagai negara. Sementara 2.045 mahasiswa aktif dalam penelitian dan pengabdian masyarakat.
“Mahasiswa UM semakin unggul secara akademik, serta menjadi duta inovasi dan diplomasi pendidikan Indonesia di dunia internasional. Semua capaian ini bermuara pada cita-cita untuk berdampak bagi masyarakat luas,” kata dia.
Kemendiktisaintek: Riset dan Literasi STEM. Dorong Kampus Jadi Episentrum Perubahan
Direktur Diseminasi dan Pemanfaatan Saintek Kemendiktisaintek, Prof Dr Eng Yudi Darma SSi MSi mengapresiasi capaian UM. Ia menilai, capaian ini sejalan dengan semangat transformasi pendidikan tinggi di era disrupsi.
“Dies Natalis ke-71 UM ini bukan soal perayaan, tetapi momentum refleksi dan proyeksi masa depan. Perguruan tinggi tidak boleh menjadi menara gading, melainkan harus menjadi episentrum perubahan,” tegas Prof Yudi.
Ia menyampaikan, momentum perayaan 71 tahun dedikasi UM dalam mencetak generasi unggul, mengembangkan ilmu pengetahuan dan mengabdi kepada negeri. Penguatan riset harus menjadi fokus perguruan tinggi untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dan menjawab tantangan zaman yang dinamis dan terus berubah.
“Semoga kampus sebagai produsen ilmuwan terus melakukan kegiatan yang mendorong peningkatan jumlah ilmuwan dan peneliti, seperti capaian negara-negara tetangga. Apalagi pada periode ini, Presiden Prabowo banyak berbicara tentang STEM (Science, Technology, Engineering, and Mathematics),” ungkapnya.
Prof Yudi mengutarakan, banyak negara sudah menggantungkan perkembangan ekonomi melalui capaian di bidang STEM, terutama negara dengan pendapatan per kapita tinggi. Sebagai contoh, India dan China kini dapatnmenguasai industri-industri global, karena tingkat literasi STEM yang tinggi.
“Landasan pengembangan industri untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat perlu didukung oleh perkembangan dan kemajuan sains dan teknologi. Kita juga perlu belajar dari China, bahwa riset dan inovasi perguruan tinggi sebagai backbone industri sangat strategis untuk pertumbuhan ekonomi,” lanjutnya.
Peringatan Dies Natalis ke-71 menjadi peneguhan komitmen UM untuk terus bertransformasi menjadi universitas bereputasi global, unggul dalam pendidikan, riset dan pengabdian masyarakat. Ini sejalan dengan tema yang diangkat, ‘Sehat, Bergerak, Berdampak: Meneguhkan Langkah UM Menuju Reputasi Global’.
Sendratari UM Suguhkan Nilai Kehidupan, Refleksi Perjalanan Panjang Menuju Perubahan
Peringatan Dies Natalis ke-71 UM ditutup dengan pagelaran Seni Drama dan Tari (Sendratari) yang dipersembahkan sivitas akademika UM. Rektor, dekan, direktur, tenaga pendidik, beserta mahasiswa, terlibat dalam pementasan kisah Mahabharata bertajuk Widya Kalpika.
Sendratari ini disutradarai oleh Dr Karkono MA dengan naskah dikembangkan oleh Prof. Aji Prasetya Wibawa ST MMT PhD. Dalam pementasannya menjadi bentuk perayaan yang memadukan seni, pendidikan dan nilai kemanusiaan.
Ketua Panitia Dies Natalis ke-71 UM, Prof Dr Sentot Kusairi SPd MSi mengatakan, lakon Widya Kalpika selaras dengan tema yang diusung dalam ulang tahun ini. Widya berarti pengetahuan dan Kalpika berarti strategi.
“Kisah Mahabharata tidak sebagai kisah peperangan semata, melainkan sebagai perjalanan manusia mencari ilmu dan kebijaksanaan sejati. Kisah kemenangan Pandawa, karena sehat pikiran dan jiwanya yang dilandasi ilmu pengetahuan sejati,” terangnya.
Ia menambahkan, cerita ini sangat sarat dengan edukasi positif bagi dunia pendidikan. Kisah para lakon dari lika-likunya diharapkan menjadi refleksi pelajaran hidup bagi penontonnya, dari kalangan sivitas akademika maupun masyarakat luas.
“Ada Arjuna yang belajar dari kesalahan untuk menemukan kebijakan, bukan dari kemenangan tapi dari kerendahan hati untuk memperbaiki diri. Dalam kisahnya, Ekalaya dan Arjuna adalah dua sisi perjalanan ilmu, yang harus dipelajari sisi negatif dan positifnya bagi kehidupan,” kata dia.
Melalui perpaduan gerak tari, musik karawitan garapan Hartono MSn dan tata cahaya dramatik, kisah ini menyoroti tiga tokoh utama. Ketiga tokoh utama itu antara lain Ekalaya, Begawan Durna dan Karna.
Ketiganya digambarkan sebagai refleksi perjalanan moral dan spiritual manusia dalam menuntut ilmu. Kisahnya mengajarkan tentang ketekunan, kesetiaan, serta pentingnya kendali diri dalam proses pembelajaran.
Adegan Bharatayuda menjadi puncak dramatik pertunjukan. Namun, perang besar itu tidak digambarkan sebagai pertempuran fisik, melainkan simbol perjuangan menuju tatanan kehidupan yang lebih baik.
Hal tersebut selaras dengan misi pendidikan yang menyeimbangkan kekuasaan, kebajikan dan kebenaran. Salah satu adegan paling kuat dalam pertunjukan adalah ketika Begawan Durna mengikat tangannya sendiri. Ini menggambarkan makna pengendalian diri seorang guru sejati yang mampu menahan ego dan ambisi demi kebajikan.
Rektor UM, Prof Dr Hariyono MPd selaku pemeran Prabu Kresna di penghujung acara menekankan adegan Bharatayuda sarat makna. Saat idealitas tidak selalu sejalan dengan realitas, manusia dituntut untuk bisa membaca situasi untuk melangkah maju.
“Bharatayuda simbol saat manusia berani mengevaluasi diri, maka peradaban akan semakin maju. Sehat dalam semangat dan berdampak dalam kemanusiaan, inilah semangat kita bersama dari sivitas akademika UM,” pungkasnya. (bas/rhd)