UB Menuju Kampus Tangguh, Penguatan K3L dan Mitigasi Bencana Jadi Prioritas

UB Menuju Kampus Tangguh, Penguatan K3L dan Mitigasi Bencana Jadi Prioritas
Komitmen kolaborasi UB dengan BPBD Kota Malang mewujudkan Kampus Tangguh 2026. (bas)

Malang, SERU.co.id – Universitas Brawijaya (UB) memantapkan langkahnya menuju ‘Kampus Tangguh’. Untuk itu, pihaknya memperkuat implementasi K3L dan mitigasi bencana sebagai prioritas, salah satunya dengan menggelar sosialisasi Juknis Kampus Tangguh.

Rektor UB, Prof. Widodo SSi MSi PhDMedSc mengungkapkan, program ini merupakan program unggulan tahun 2026 mendatang. Program ini bertujuan memastikan keberlanjutan perguruan tinggi, sekaligus meningkatkan pemahaman seluruh sivitas akademika terhadap aspek keselamatan kerja dan mitigasi bencana.

Bacaan Lainnya

“Kampus Tangguh dirancang supaya mahasiswa, dosen, tenaga kependidikan, hingga masyarakat sekitar memiliki kemampuan dasar menghadapi berbagai situasi darurat. Harapannya, mereka bisa mengantisipasi dan menghadapi potensi bencana untuk meminimalisir dampaknya,” seru Widodo, Senin (1/12/2025).

Sosialisasi Juknis Kampus Tangguh diikuti berbagai perwakilan sivitas akademika UB. (bas)
Sosialisasi Juknis Kampus Tangguh diikuti berbagai perwakilan sivitas akademika UB. (bas)

Ia menuturkan, setiap fakultas diwajibkan menyusun program kerja terkait Keselamatan dan Kesehatan Kerja dan Lingkungan (K3L). Nantinya, ia akan terus monitoring pelaksanaannya untuk mengetahui capaian keberhasilan program tersebut.

“Kawasan UB dan sekitarnya juga berpotensi terdampak angin kencang, kebakaran, hingga bencana sosial, seperti gangguan kesehatan mental. Kesiapan dan mitigasi kita terhadap bencana menjadi pembeda dari kampus lain,” ungkapnya.

Dalam kesempatan tersebut, Widodo turut menandatangani perjanjian kerja sama dengan BPBD Kota Malang. Langkah itu dilakukan untuk saling berkolaborasi dalam memberikan edukasi, termasuk dalam menjalankan fungsi Tri Dharma Perguruan Tinggi yang harus berdampak.

Kepala Divisi K3L UB, Prof Dr Ir Qomariyatus Sholihah ST MKes mengutarakan, program ini menekankan kesiapsiagaan seluruh sivitas menghadapi potensi bencana. Ia menyadari, kondisi geografis Indonesia yang berada di pertemuan dua lempeng bumi membuat kesiapsiagaan bencana menjadi keharusan.

“Gedung-gedung di UB sangat tinggi, sehingga kita harus menyiapkan segala sesuatu dengan baik. Alarm bencana, hydrant, smoke detector semuanya sudah siap, termasuk APAR di setiap lantai dengan jarak maksimal 15 meter,” beber Qoqom, sapaannya.

Qoqom menyebut, setiap fakultas diwajibkan mengalokasikan 0,3 persen anggaran bagi pemenuhan aspek K3L. Hal itu termasuk pelatihan K3L gedung bertingkat, K3L penggunaan listrik, serta pelatihan mitigasi lainnya. Sosialisasi juknis Kampus Tangguh ini juga melibatkan kasubag, BEM dan perwakilan mahasiswa yang diharapkan menjadi role model.

Ia menegaskan, UB secara rutin menggelar sosialisasi dan pelatihan setiap tahun. Mahasiswa baru diberikan pengenalan K3L saat orientasi, sedangkan pelatihan kebakaran digelar tiga bulan sekali secara bergiliran.

“Pelatihan P3K juga menjadi prioritas, supaya seluruh sivitas akademika mampu memberikan pertolongan pertama jika terjadi insiden. Mereka tidak sekadar berteriak meminta tolong, tapi juga bisa langsung memberikan pertolongan pertama,” ujarnya.

Selain sosialisasi, UB telah membuat pre-assessment untuk menentukan grade kesiapan masing-masing fakultas. Melalui kategorisasi tersebut, pihaknya akan lebih mudah menilai kesiapan implementasi Kampus Tangguh di semua fakultas.

“Setiap fakultas harus memenuhi kriteria sesuai hasil audit lapangan. Jika masih ada kekurangan, seperti APAR yang masih kurang jumlahnya, maka wajib melengkapi,” terangnya.

Qoqom menuturkan, kerja sama UB dan BPBD Kota Malang untuk memperkuat kolaborasi di tengah masyarakat. Langkah tersebut juga untuk meningkatkan edukasi, terutama di kawasan padat kos seperti Watu Gong.

“Banyak anak didik kami tinggal di sana. Kalau terjadi kebakaran dan mereka tidak memiliki skill penanganannya, bagaimana nasibnya? Maka kami berkolaborasi juga dengan pihak terkait di luar UB,” jelasnya.

Program Kampus Tangguh sendiri akan mulai berjalan penuh pada 2026, sementara persiapan teknis dan administrasi sudah dimulai tahun ini. Qoqom berharap, inisiatif ini tidak hanya memperkuat kesiapsiagaan internal kampus, tetapi juga memberikan dampak bagi masyarakat sekitar. (bas/rhd)

 

disclaimer

Pos terkait

iklan KKB Bank jatim