BNN Tangkap Buronan Kelas Kakap Dewi Astutik di Kamboja

BNN Tangkap Buronan Kelas Kakap Dewi Astutik di Kamboja
Konferensi pers penangkapan jaringan narkotika internasional. (dok BNN RI)

Jakarta, SERU.co.id – Badan Narkotika Nasional (BNN) berhasil menangkap buronan kelas kakap Dewi Astutik alias Mami dalam operasi senyap lintas negara di Sihanoukville, Kamboja. Dewi selama ini menjadi otak penyelundupan 2 ton sabu senilai Rp 5 triliun dan terlibat dalam jaringan narkotika internasional Golden Triangle. Penangkapan ini merupakan hasil sinergi BNN dengan aparat Kamboja, Interpol, BAIS TNI dan KBRI Phnom Penh.

Kepala BNN RI, Komjen Suyudi Ario Seto mengatakan, penangkapan ini merupakan hasil operasi gabungan. Melibatkan BNN, Kepolisian Kamboja, KBRI Phnom Penh, Atase Pertahanan RI, BAIS TNI, Interpol dan Bea Cukai RI. Atase Pertahanan RI di Kamboja dan BAIS TNI turut memainkan peran strategis dalam pemetaan pergerakan lintas negara serta koordinasi di kawasan.

Bacaan Lainnya

“Di sisi diplomatik, seluruh proses legalitas hingga pemindahan tersangka difasilitasi oleh Duta Besar RI untuk Kamboja. Dukungan penuh juga datang dari Wakil Kepala Kepolisian Nasional Kamboja, Chuon Narin. Bersama aparat setempat ikut mengamankan Dewi di lapangan,” seru Suyudi, dikutip dari website BNN RI, Rabu (3/12/2025).

Dewi ditangkap saat berjalan menuju lobi sebuah hotel di Sihanoukville. Operasi dilakukan dengan cepat dan tanpa menimbulkan kegaduhan. Usai diamankan, ia segera dibawa ke Phnom Penh untuk proses verifikasi identitas sebelum diserahkan ke otoritas Indonesia. Dewi tiba di Jakarta dengan tangan terikat dan dikawal ketat sejumlah petugas, Selasa (2/12/2025) malam.

“Dewi Astutik telah ditetapkan sebagai DPO sejak 2024. Ia kembali membuat geger pada Mei 2025 karena mengendalikan penyelundupan 2 ton sabu senilai Rp 5 triliun di perairan Karimun, Kepulauan Riau. Penyelundupan dilakukan menggunakan Kapal MT Sea Dragon Tarawa yang dikendalikan seorang warga Thailand bernama Chancai, buronan kepolisian Thailand yang kini juga masuk DPO internasional,” tambahnya.

Keterlibatan Dewi terungkap dari keterangan empat WNI yang ditangkap dalam operasi itu.
Kala itu, Kepala BNN Komjen Marthinus Hukom menegaskan, Dewi merupakan bagian penting dari jaringan narkotika besar di Asia Tenggara yang terhubung hingga puncak jaringan internasional.

“Betapa sulitnya melacak Dewi, ia kerap berpindah negara, mengganti identitas dan mengubah penampilan untuk mengelabui aparat. Dewi bahkan disebut sebagai salah satu WNI yang memiliki pengaruh besar dalam jaringan Golden Triangle, setara dengan figur buronan besar lain seperti Fredy Pratama,” ujar Suyudi.

BNN mulai mencium keberadaan Dewi pada 17 November lalu setelah mendapat informasi intelijen yang mengarah ke Phnom Penh. Dari titik itu, operasi lintas negara digerakkan hingga akhirnya Dewi berhasil ditangkap pada 1 Desember.

Setibanya di Indonesia, Dewi langsung diperiksa intensif. Khususnya untuk membongkar alur pendanaan, logistik, hingga pihak-pihak yang terlibat dalam jejaring narkotika yang beroperasi di Asia Timur dan Asia Tenggara. Jaringan ini diduga mengendalikan distribusi sabu, kokain, hingga ketamin ke berbagai negara.

BNN menegaskan, penindakan tidak berhenti pada penangkapan Dewi. Fokus selanjutnya adalah membongkar seluruh struktur jaringan internasional yang selama ini bergerak masif dan terorganisir. (aan/mzm)

 

disclaimer

Pos terkait

iklan KKB Bank jatim