Malang, SERU.co.id – Bupati Malang, HM Sanusi meninjau kesiapan Sekolah Rakyat Terintegrasi 47 Malang tipe IC yang berlokasi di Balai Latihan Kerja (BLK) Singosari, Selasa (30/9/2024). Kehadiran sekolah ini diharapkan dapat memberikan akses pendidikan yang setara bagi anak-anak Kabupaten Malang yang berasal dari keluarga kurang mampu.
Sanusi mengatakan bahwa peninjauan yang dilakukannya bertujuan untuk memastikan kesiapan sekolah dan fasilitas asrama agar siswa bisa belajar dengan nyaman.
“Kita lakukan peninjauan di sini untuk memastikan bahwa nanti sekolah rakyat yang di BLK Singosari ini dapat berjalan dengan baik. Dan semua fasilitasnya sementara ini sudah standar sesuai dengan SOP yang sudah berjalan,” ujar Sanusi saat dikonfirmasi awak media.
Ia menyampaikan, saat ini terdapat 100 siswa yang terdaftar sebagai peserta didik, terdiri dari 75 siswa jenjang Sekolah Menengah Atas (SMA) dan 25 siswa jenjang Sekolah Dasar (SD), seluruhnya berasal dari wilayah Kabupaten Malang.
“Diharapkannya, nanti di sekolah rakyat ini akan tumbuh kader-kader yang terbaik. Karena sekolah rakyat ini memang menampung anak-anak yang pendidikannya kemarin tidak maksimal, maka dibawa ke sini. Jadi tadi ada yang memang anak putus sekolah, mungkin yang drop out banyak, nanti kita didik di sini,” ungkapnya.
Sanusi menambahkan, seluruh siswa akan tinggal di lingkungan sekolah dan mendapatkan pendampingan dari wali asuh. Setiap wali asuh akan membimbing 10 siswa secara intensif.
Ia juga menegaskan pentingnya pendekatan pendidikan yang berbeda di sekolah ini dibandingkan sekolah umum, mengingat latar belakang siswa yang unik.
“Harus ada perbedaan dengan yang sekolah umum karena yang muridnya itu berbeda. Jadi di teori pendidikan itu input yang berbeda harus diberlakukan lebih agar nanti outputnya setara tadi. Karena jargonnya sekolah SR, ‘cerdas bersama tumbuh setara’, maka itu tidak mudah untuk melaksanakan itu, harus ada perlakuan-perlakuan yang lebih dari yang biasanya,” tutur Sanusi.
Sementara itu, Kepala Sekolah Rakyat Terintegrasi 47 Malang, Warsito, menjelaskan bahwa seluruh siswa akan melalui pemeriksaan kesehatan terlebih dahulu sebelum resmi tinggal dan belajar di sekolah tersebut. Para siswa mulai menempati sekolah dan asrama pada Selasa (30/9/2025), dengan diantar langsung oleh orang tua mereka.
“Persiapannya sudah satu bulan yang lalu, itu secara fisik gedung maupun dengan sarana-prasarananya kita persiapkan semuanya,” tuturnya.
Terkait tenaga pengajar, Warsito mengatakan bahwa guru-guru yang direkrut berasal dari program profesi prajabatan (PPG). Proses seleksi dilakukan secara ketat bekerja sama dengan Kementerian Sosial.
“Jadi guru yang belum masuk di Dapodik, mereka terjaring PPG, lalu kemudian kita rekrut dan rekrutnya itu tidak mudah. Tenaga pendidiknya ada tes TOEFL, kemudian tes psikologi dan tes wawancara yang dilakukan oleh Kementerian Sosial,” jelas Warsito.
Saat ini, Sekolah Rakyat Terintegrasi 47 Malang memiliki 19 tenaga pengajar, terdiri dari dua guru SD dan 17 guru SMA. (wul/ono)