Jakarta, SERU.co.id – Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPwBI) Malang mencatat perkembangan ekonomi di 7 (tujuh) wilayah kerjanya. Meski tumbuh sebesar 5,82 persen (yoy) pada triwulan II 2025 dibandingkan triwulan I sebesar 5,00 persen (yoy). Perkembangan ekonomi pada masing-masing daerah masih menjadi catatan tersendiri.
Deputi Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPwBI) Malang, Dedy Prasetyo mengatakan, perkembangan ekonomi di wilayah kerja (wilker) BI Malang sebesar 5,82 persen (yoy). Catatan pada triwulan II tersebut meningkat dibandingkan dengan triwulan I sebelumnya sebesar 5,00 persen (yoy).
“Pertumbuhan ekonomi di Malang 5,82 persen paling tinggi, dibandingkan di wilayah Jatim 5,23 persen dan nasional 5,12 persen,” seru Dedy, sapaan akrabnya, Senin (22/9/2025).
Tujuh wilayah kerja Bank Indonesia Malang, di antaranya Kota Malang, Kab. Malang, Kota Batu, Kota Pasuruan, Kab. Pasuruan, Kota Probolinggo dan Kab. Probolinggo. Dari sisi pengeluaran, kinerja ekonomi pada triwulan II 2025 masih didorong oleh:
- Konsumsi Rumah Tangga 64,6 persen, tumbuh sebesar 4,69 persen (yoy),
- Konsumsi Akhir Pemerintah 2,75 persen
- Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) atau investasi 29,8 persen (yoy)
- Lainnya 2,76 persen (yoy)
“Terkait investasi, memberikan kontribusi sebesar 29,8 persen dengan pertumbuhan sebesar 5,77 persen (yoy). Lebih tinggi dibandingkan dengan triwulan sebelumnya sebesar 2,43 persen (yoy). Dimana didorong oleh komponen non bangunan, tecermin dari kenaikan impor barang modal,” beber Dedy.
Dari sisi sektoral, kinerja ekonomi didorong oleh:
- sektor sekunder 51,46 persen (yoy)
- sektor tersier 37,84 persen (yoy)
- sektor primer 10,64 persen (yoy)
Dalam catatan Triwulan II 2025, pertumbuhan Malang Raya secara umum tumbuh di atas Jawa Timur maupun Nasional. Pertumbuhan Kota Malang 6,37 persen (yoy) ditopang oleh sektor sekunder dan tersier, Kabupaten Malang 5,96 persen (yoy) didorong oleh peningkatan pada sektor sekunder.
“Kota Batu 4,70 persen (yoy) sedikit tertekan pada triwulan II disebabkan penurunan pada sektor primer dan tersier (PHR dan Jasa),” terangnya.
Sementara, Pasuruan tumbuh solid dan berada di atas Jawa Timur maupun Nasional. Dimana Kota Pasuruan 5,71 persen (yoy) ditopang sektor tersier dan Kab. Pasuruan 5,74 persen (yoy) ditopang oleh sektor sekunder (industri pengolahan).
Sedangkan Probolinggo tumbuh sejalan peningkatan pertumbuhan di Jawa Timur maupun Nasional. Dimana Kota Probolinggo 5,61 persen (yoy) tumbuh solid didorong perbaikan pada seluruh sektor utamanya sektor tersier dan sekunder. Serta Kab. Probolinggo 5,25 persen tumbuh lebih baik didorong oleh kinerja sektor sekunder (industri pengolahan) di tengah pelambatan sektor primer.
Tantangan Ekonomi di Wilker BI Malang

Dedy mengatakan, setiap wilayah menghadapi tantangan yang berbeda-beda. Permasalahan pengangguran menjadi masalah yang paling banyak dihadapi di wilayah kerja BI Malang.
“Contohnya, gini rasio Kota Malang 0,42 (yoy), artinya kesenjangan kaya dan miskin terpaut cukup tinggi. Dengan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) 6,10 persen (yoy), itu karena Kota Malang sebagai kota pendidikan. Dimana lulusannya lebih banyak belum bekerja, bahkan enggan pulang ke kampung halaman setelah lulus,” jelas Dedy.
Menurutnya, catatan Kota Malang ini unik, karena gini rasio dan TPT sangat tinggi, namun tingkat kemiskinannya rendah. Dengan pertumbuhan ekonomi paling tinggi 5,41 persen (yoy) pada triwulan I 2025. (rhd)