Malang, SERU.co.id – Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPwBI) Malang dukung dua event ekonomi kreatif terbesar selama November 2025. Yaitu Art Coffee Festival (Artcofest) di Auditorium Universitas Brawijaya, Senin (3/11/2025). Dan Malang Fashion Week (MFW) ke-8 di Malang City Point (MCP) pada Kamis-Minggu (6-9/11/2025).
Deputi Kepala KPwBI Malang, Dedi Prasetyo mengatakan, alasan pihaknya mendukung Art Coffee Festival (Artcofest) dan Malang Fashion Week (MFW). Lantaran kedua event ini diyakini mampu menggerakkan pertumbuhan ekonomi masyarakat Malang Raya.
“Bank Indonesia selalu mendukung penuh semua event yang bisa menjadi pusat pergerakan atau perputaran ekonomi di wilayah kerja BI Malang. Artcofest dan MFW merupakan event besar ekonomi kreatif, sehingga diharapkan membawa perputaran ekonomi di Malang Raya,” seru Dedi.
Disebutkannya, Artcofest dan MFW memiliki pangsa pasar masing-masing yang cukup besar, tak hanya level nasional namun juga internasional. Dalam catatan BI Malang, industri kopi maupun fesyen di wilayah Malang Raya tumbuh sangat pesat dan berpotensi besar untuk terus tumbuh dan berkembang. Serta memberikan multiplier effect kepada industri lainnya.
“Upaya kami untuk mendorong industri bisnis kopi dan fesyen dari hulu ke hilir. Jadi dari petani kopi ke buyer, pemilik usaha kopi dan lainnya bisa diedukasi dan dipertemukan. Begitu pula dengan desainer hingga pengrajin fesyen dan buyer nanti ada business matching, sehingga di dalam event akan terjadi transaksi,” tutur Dedi.
Dalam kedua event yang berbeda ini, BI Malang melibatkan UMKM binaan, mulai petani/kelompok tani, desainer, penjahit, pengusaha kafe, buyer, dan lainnya. Diharapkan Artcofest dan MFW dapat menjembatani UMKM dan kelompok tani dengan buyer maupun investor, agar terjadi simbiosis mutualisme yang saling menguntungkan.
Sementara itu, Founder Art Coffee, Dias Satria mengatakan, sebanyak 50 petani kopi dari wilayah Malang Raya akan dilibatkan dalam Business Matching. Berinteraksi dengan buyer, investor dan pengusaha kopi, saling mengedukasi dan harapannya ada transaksi dan deal bisnis.
“Akan ada sesi Business Matching, Coffee Competition, Coffee Talkshow, Coffee Exhibition,
Workshop, Art Show, dan Performance. Serta launching Pusat Pengembangan Bisnis Kopi di Universitas Brawijaya (UB). Sebab kami melihat potensi bisnis kopi sangat besar di wilayah Malang Raya,” terang Dias.
Nantinya, dalam pembinaan UMKM/kelompok tani kopi berorientasi ekspor melalui capacity building. Dengan membuka akses pasar ekspor dan business‐matching melalui pembiayaan dengan perbankan dan buyer potential.
Baca juga: Bank Indonesia Malang Catat Penjualan Eceran September 2025 Tumbuh 5,48 Persen
“Kami akui, ada beberapa pekerjaan rumah terkait peningkatan kualitas produksi kopi yang diinginkan oleh buyer luar negeri. Nantinya kami akan sharing dengan teman-teman, petani kopi, perbankan dan buyer potential untuk kebutuhan tersebut. Sehingga ada pengembangan klaster kopi dan nilai tambah bagi semua pihak,” terang dosen FEB UB ini.
Disebutkannya, peserta yang terlibat di Artcofest adalah pilihan terbaik, mulai petani, roaster hingga hasil kopi terbaik. Nantinya cerita kopi terbaik tersajikan kepada sivitas akademika, penyuka kopi, buyer hingga pengunjung umum yang hadir.
Senada, founder Amstirdam, Sivaraja menyampaikan, sejak awal Artcofest mendorong agar kopi Malang berkembang lebih luas. Harapannya, petani dan pengusaha kopi di Malang lebih sejahtera dengan berbagai tantangan yang ada.
“Karena Malang itu sangat kental dengan kopi, mulai dari kopinya sendiri hingga seni tari topeng juga mengangkat kopi. Ada banyak cerita kopi di Artcofest nanti,” ucap Raja, sapaan judges kopi level internasional ini.
Disebutkannya, masih ada banyak tantangan yang dihadapi semua pihak, harapannya dengan kolaborasi semua tantangan dapat ditemukan solusi bersama. Contohnya, di Indonesia mampu menghasilkan 600 kilogram kopi per hektar, sementara di level internasional sudah mampu menghasilkan 1-2 ton per hektar
“Secara bio teknologi, penggunaan drone untuk cek kekurangan unsur apa saja sudah dilakukan di luar negeri. Di Indonesia, masih kejar-kejaran dengan iklim. Jika hujan datang lebih dulu, mempengaruhi hasil panen kopi,” ungkap Raja.
Sementara itu, Founder Malang Fashion Week (MFW) 2025, Agus Sunandar menyampaikan, MFW tahun ke-8 ini akan tampil berbeda. Dengan mengusung tema ‘Vectra’ MFW 2025 akan menampilkan ratusan karya fesyen dari 300 lebih desainer.
“Ratusan desainer ini terdiri desainer professional dan desainer-desainer pemula. Dan fashion show hasil karya desainer nasional profesional, serta Singapura dan Myanmar,” terang Agus.
Disebutkannya, tahun ini, para desainer akan menjual karyanya, baik dalam bentuk desain maupun karya fashionnya. Baik urban kontemporer seperti batik, fashion tourism di Malang sebagai kekhususan di MFW ke-8.
“Karya-karya dari para desainer yang dijual ini untuk mendukung Sustainable Fashion. Dimana biasanya harganya Rp 1 juta lebih, nanti bisa didapat sekitar Rp200 ribuan atau Rp100 ribuan saja,” tandas pria yang tampil nyentrik dengan rambut dicat ini.
Selain dimeriahkan dengan fashion show di runway sepanjang 28 meter, akan hadir pula Ketua Dekranasda Jatim Arumi Bachsin, Bunga Citra Lestari dan Ribut guru gaul asal Lumajang. (rhd)








