Stok Beras SPHP 68.000 Ton, Bulog Malang Ungkap Penyebab Harga Beras Masih Tinggi

Stok Beras SPHP 68.000 Ton, Bulog Malang Ungkap Penyebab Harga Beras Masih Tinggi
Stok beras SPHP di gudang Bulog Malang masih melimpah. (Seru.co.id/bas)

Malang, SERU.co.id – Perum Bulog Kantor Cabang Malang memastikan stok beras Stabilitas Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) di wilayah Malang Raya melimpah, mencapai 68.000 ton. Meski demikian, pihaknya menyampaikan ada faktor yang menyebabkan harga beras di pasaran tetap tinggi meski stok beras SPHP melimpah.

Kepala Perum Bulog Kantor Cabang Malang, M Nurjuliansyah Rahman mengungkapkan, pihaknya telah menyalurkan sekira 261 ton beras SPHP di Kota Malang. Secara keseluruhan di wilayah kerja Bulog Malang, jumlah yang telah digelontorkan mencapai lebih dari 2.000 ton.

Bacaan Lainnya

“Stok kami masih sangat mencukupi, bahkan bisa untuk kebutuhan sampai panen tahun depan. Total stok beras SPHP yang tersimpan di empat gudang Bulog wilayah Malang mencapai 68.000 ton,” seru Hanung, sapaan akrabnya, Kamis (28/8/2025).

Kepala Bulog Malang (berkacamata) menjelaskan, penyebab harga beras masih tinggi meski stok beras SPHP surplus. (Seru.co.id/bas)
Kepala Bulog Malang (berkacamata) menjelaskan, penyebab harga beras masih tinggi meski stok beras SPHP surplus. (Seru.co.id/bas)

Hanung juga menanggapi harga beras SPHP di pasaran yang kerap berbeda. Ia menjelaskan, harga di gudang Bulog dipatok sebesar Rp11.000 per kilogram.

Meski demikian, pengecer diperbolehkan mengambil margin keuntungan selama masih di bawah Harga Eceran Tertinggi (HET). Adapun HET-nya Rp12.500 per kilogram atau maksimal Rp62.500 per kantong isi 5 kilogram.

“SPHP itu tergantung kebutuhan konsumen, kami tidak memetakan secara khusus jumlah kebutuhannya. Namun target penyaluran sampai akhir tahun ini di Cabang Malang adalah 23.000 ton. Artinya masih ada surplus dari stok yang ada,” ungkapnya.

Lebih lanjut, ia mengakui, harga beras di pasaran masih tetap tinggi meski stok beras SPHP melimpah. Hal itu kemungkinan terjadi seiring keterbatasan stok beras medium di pasaran.

“Mungkin dipengaruhi kondisi beras medium yang sekarang masih langka. Kemudian rekan-rekan produsen masih gamang soal HET, meski dari Bapanas (Badan Pangan Nasional) sudah mengeluarkan kebijakan HET baru,” ujarnya.

Ia juga menerangkan, pembelian beras SPHP dibatasi maksimal dua kantong per orang. Meski begitu, jika ada warga yang kembali membeli lebih dari dua kantong dengan cara kembali lagi ke lokasi, pihaknya tidak bisa mengendalikan sepenuhnya.

Di sisi lain, terdapat keluhan para pedagang pasar terkait tidak lakunya beras SPHP di pasar ketimbang di operasi pasar murah. Ia menilai, hal itu disebabkan oleh segmentasi pasar yang berbeda.

“Beda segmentasi antara orang di dalam pasar dengan orang yang diluar pasar. Memang kegiatan ini dilakukan di luar pasar untuk menekan harga beras dan menurunkan inflasi. Jadi tingkat keinginan orang belanja ke pasar itu berkurang, saat ada operasi pasar murah diluar pasar,” jelasnya.

Terakhir, Hanung memastikan, pihaknya akan terus menambah pasukan stok beras SPHP. Biasanya, setiap kantor cabang Bulog menambah stok beras di awal tahun untuk memastikan ketersediaan stok tetap aman. (bas/mzm)

disclaimer

Pos terkait