Merasa Ikut Memiliki Hutan Gunung Bromo, Suhartono Jadi Relawan Pemadam Kebakaran

Relawan pemadam api Suhartono
Relawan pemadam kebakaran Gunung Bromo Suhartono.(foto: wul)

Malang, SERU.co.id – Merasa ikut memiliki hutan Gunung Bromo, Suhartono (62), warga Ngadas, Kecamatan Poncokusumo, terketuk hatinya untuk turut serta memadamkan kobaran api yang membakar kawasan eksotik tersebut. Meskipun hal itu tidak mudah baginya, namun hal itu ikhlas dia lakukan demi menjaga ekosistem di kawasan wisata.

Suhartono yang tidak muda lagi mengaku, meskipun tidak mudah pekerjaan social, dia tetap melakukaknya ikut merasa memiliki hutan Gunung Bromo ini. Sehingga dirinya merasa harus turut serta ikut melindungi hutan dan juga seisinya.

Baca Lainnya

“Kenapa saya mau ikut padamkan, karena saya masih warga dekat dan peduli dengan alam. Kebutuhan terkait hutan, desa kami masuk lingkup TNBTS, harus peduli dengan alam sekitar,” kata Suhartono kepada SERU.co.id, Selasa (19/9/2023).

Baca juga: Wisata Gunung Bromo Akan Buka Lagi Mulai 19 September Usai Kebakaran Prewedding

Ditambahkannya, dalam memadamkan kobaran api tersebut termasuk tidaklah mudah. Selain risiko yang cukup tinggi, kerja sama tim dan keselamatan juga menjadi prioritas.

Dirinya menyebut, pada awal penanganan kebakaran hutan tersebut, beberapa tim gabungan melakukan pemadaman dengan cara manual. Dengan menggunakan gepyok dan juga alat lainnya.

“Awal api masih mulai membakar hutan pake semprotan jetsuter, pakai gepyok, garuk,” sebutnya.

Baca juga: Kobaran Api Kebakaran Bromo Mengarah ke Blok Watu Gede, Perbatasan Malang-Probolinggo

Melihat perkembangan kebakaran, Suhartono mengaku hatinya makin terketuk untuk turut melindungi hutan yang juga turut menjadi sumber pendapatan masyarakat sekitar TNBTS tersebut sejak 2018 lalu. Dimana pada saat ini, juga terjadi kebakaran juga di kawasan Gunung Bromo, meskipun tak sebesar pada saat ini.

“Jadi relawan sejak tahun 2018, awalnya jadi relawan pas kebakaran area depan mulai masuk relawan. Kenapa ingin gabung relawan karena saya memiliki hutan, terketuk dari hati tidak diajak teman. Awalnya memang ingin masuk situ meskipun tanpa tanda jasa, karena saya ingin peduli dengan alam,” tutur pria ramah itu.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *