Jember, SERU – Muspika Puger Kabupaten Jember di pimpin langsung oleh Kapolsek Puger AKP Ribut Budiono di dampingi Kepala Puskesmas dr.Yayuk Mardiani beserta rombongan lainya,melakukan sidak ke Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Puger.
Hal tersebut untuk menindak lanjuti pernyataan Bupati Jember dr.Hj.Faida MMR , merupakan status Kejadian Luar Biasa (KLB),pada peristiwa keracunan massal akibat mengkonsumsi ikan tongkol,yang terjadi pada perayaan malam tahun baru kemarin dengaan jumlah korban mencapai hampir 300 orang.
Saat sidak berlangsung tidak di temukan adanya ikan yang di indikasi tidak layak konsumsi.Bahkan di depan Muspika, salah satu penjual ikan berani bertaruh, jika ikan yang di jual ini sehat dan layak konsumsi.Dia mengakui,memang terdapat jenis ikan tongkol yang membahayakan kesehatan jika di konsumsi,namun tidak semua ikan.
“Sekarang saya berani makan ikan itu ,ambil saja yang paling jelek di goreng saya berani”, tegas Faisol salah satu pedagang ikan.
Sementara usai Sidak,Kapolsek Puger AKP Ribut Budiono kepada MemoX menyampaikan, jika sidak Ini merupakan kelanjutan dari KLB tentang keracunan ikan tongkol yang memakan jatuh korban kurang lebih 280 orang.
“Dari muspika Puger kita langsung turun di pasar dan kita koordinasi dengan TPI.Kita sarankan para tokoh-tokoh pelaku ikan agar kalau masuk di Puger tentunya kita menjadi catatan”, kata Ribut.
Dia mengaku,temuan di lapangan terkait hasil sidak pihaknya tidak bisa menentukan langsung,karena harus melalui hasil laboratorium terlebih dahulu.

“Langkah awal tentunya kita koordinasi dengan pihak TPI untuk memberikan himbauan-himbauan kepada para tokoh pelaku ikan”, tambahnya.
Di kesempatan yang sama,Kepala Puskesmas Puger dr.Yayuk Mardiani mengatakan, pihaknya saat ini sedang menangani kasus yang masuk ke Puskesmas Puger.”Sudah kita tangani dan mereka menjalani rawat jalan,jadi sudah bisa kita pulangkan”, tutur Yayuk.
Dia menjelaskan,saat ini petugas telah mengambi sisa makanan yang di duga menjadi penyebab korban keracunan.
“Untuk sampel makanan yang di konsumsi sebelumnya juga sudah kita ambil dan sekarang ini sedang kita kirim ke laboratorium untuk di teliti”, katanya.
Hal senada di sampaikan Camat Puger Winardi,ada beberapa langkah-langkah yang sudah di ambil terkait KLB ini, yaitu penanganan pasien,pengecekan di pusat produksi ikan, pedagang dan nelayan.
Dia juga menduga tidak menutup kemungkinan stok ikan dari luar Puger juga bisa menjadi sebab adanya KLB ini.Dia menilai , menurut pengakuan petugas pengontrol ikan, jika yang masuk dari luar daerah kurang terkontrol secara maksimal karena tidak adanya alat pengontrol kualitas ikan.
“Tadi di sampaikan oleh pihak pelabuhan ikan bahwa mereka belum memiliki alat untuk itu,Ini sangat di sayangkan”, tegasnya (thr)
Sopo sing disalahno yo Pak?…