Malang, SERU.co.id – Langkah Wali Kota Malang, Sutiaji pantau aplikasi Michat mendapat respon positif dari Woman Crisis Centre (WCC) Kota Malang, puluhan tahun bergerak membela kaum perempuan dari kekerasan dan trafficking. WCC siap bersinergi dengan pemerintah terkait hal tersebut.
Trafficking perempuan dan anak sudah sejak jaman dulu. Saat ini mencuat gara-gara makin gencarnya tawaran teknologi modern dan beberapa aplikasi yang ada seperti MiChat. Orang tergiur tapi tidak punya uang, bisa menjadikan terperosok ke dalam proses-proses trafficking.
“Kami memang memiliki konsentrasi kepada trafficking perempuan dan anak sehingga kebijakan pak Wali gayung bersambut dengan tujuan WCC. Kami punya rasa tanggung jawab, kami akan datang menjemput bola,” seru Ketua WCC Dian Mutiara, Sri Wahyuningsih.
Sri Wahyuningsih menambahkan, masalah trafficking sangat complicated karena tekanan ekonomi dan kuatnya Ideologi Patriarki, menganggap dengan uang bisa membeli apa saja termasuk membeli kepuasan seksual. Kondisi yang ekonomi merata, ada juga yang memanfaatkan menjadi penyambung antara konsumen dengan produsen.
“Sehingga butuh kerjasama dari Pemerintah, dan pihak terkait untuk memberantas perdagangan perempuan,” harap Sri Wahyuningsih yang akrab disapa Wahyu.

Sementara itu, ditemui berbeda, Wali Kota Malang, Sutiaji menyatakan, tidak hanya kaum perempuan saja yang sependapat untuk memantau aplikasi MiChat, semua kalangan juga sama. Diharap semua saling memperbaiki dan kerjasama memberantas hal tersebut.
“Siapapun, saya kira bukan perempuan saja. Kita kan punya anak, punya keluarga. Sadar itu perbuatan yang tidak baik jadi pasti mendukung,” imbuh Sutiaji. (ws4/mzm)
Baca juga:
- 541 Atlet KONI Kota Batu Lolos Mengikuti Porprov IX Jatim 2025
- KONI Batu Bakar Semangat Tanding Atlet Lewat Character Building
- Pemkot Malang Tak Kuasa Hadapi Alih Fungsi Lahan Pertanian Terdesak Perumahan
- Polres Batu Aksi Pasang Stiker Call Center 110 Di Lokasi Strategis Demi Pelayanan Cepat
- Polisi Dalami Motif Pengeroyokan Pelajar SMKN 4 Malang Diduga Kesalahpahaman