Batu, SERU.co.id – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Batu berupaya melengkapi peralatan canggih untuk berbagai keperluan mitigasi bencana. Salah satu alat canggih yang dimiliki oleh BPBD Batu yaitu seismograf portable, alat untuk mengukur pergerakan atau keretakan tanah.
Kepala BPBD Kota Batu, Agung Sedayu mengatakan, alat seismograf ini sudah dianggarkan dalam Perubahan Anggaran keuangan (PAK), serta Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) 2021. Dengan alat ini, setidaknya BPBD Batu sudah mampu mengetahui kerentanan di dalam tanah.
“Alhamdulillah, kita sudah membeli alat seismograf untuk mengukur pergerakan tanah. Kita sudah mampu melihat kerentanan di dalam tanah. Satu unitnya, harganya sama dengan Avanza (kendaraan roda 4),” seru Agung Sedayu.
Kepala BPBD Batu menjelaskan, alat ini merupakan alat yang bisa dibawa kemana-mana (portable). Berdasarkan getaran yang dipancarkan dari alat seismograf portable ini, akan mudah diketahui bagaimana pergerakan tanah. Setidaknya ada 13 titik rawan pergeseran tanah di Kota Batu, termasuk di kawasan payung yang rentan tanah ambles.
“Itu nanti ada mekanismenya sendiri, untuk pengujian alat itu (seismograf). Berdasarkan getaran yang dipancarkan, bisa kelihatan bagaimana pergerakan getaran di dalam tanah. Sehingga ketika ada laporan dari masyarakat, itu langsung kita ujikan,” ungkapnya.
Agung Sedayu mengaku, pihaknya belajar dari pengalaman kejadian longsor di kawasan Desa Gunungsari, Kecamatan Bumiaji, Kota Batu. BPDB Kota Batu sampai berusaha meminjam ke berbagai instansi, untuk bisa mendapatkan alat yang bisa mendeteksi keretakan tanah.
“Itu kita belajar dari pengalaman di Brau, Gunung Sari. Dulu kita tidak punya alatnya, kita sampai minta bantuan ke Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi di Bandung. Akhirnya sampai mereka datang kesini,” kisahnya.
Dari BPBD Provinsi, lanjut Agung, mereka juga datang ke Kota Batu. Setelah sharing, akhir kesimpulannya adalah alangkah baiknya kalau BPBD Batu memiliki alat tersebut.
Agung juga mengaku, BPBD Kota Batu masih banyak membutuhkan peralatan-peralatan canggih lainnya, menyesuaikan potensi bencana yang ada.
“Ya, pelan-pelan kita berusaha untuk melengkapi. Banyak yang sebenarnya masih kita butuhkan,” tandasnya. (ws3/rhd)
Baca juga:
- Dampak Proyek Drainase, Perumda Tugu Tirta Minta Maaf Siagakan Tim 24 Jam
- Pulihkan Semangat Pasca Tragedi Kanjuruhan, Askab PSSI Malang Gelar Kursus Pelatih Lisensi D
- Bapenda Sambang Pondok Pesantren Sosialisasi Layanan Pajak di Hari Santri
- Dahan Pohon Beringin Raksasa di Ngajum Timpa Kabel Listrik dan Truk Parkir
- Entas Anak Tidak Sekolah, Pemkab Malang Bentuk Tim Saber ATS Kecamatan