Batu, SERU.co.id – Eksistensi wisata petik apel di Kota Batu, Jawa Timur, yang telah menjadi ikon pariwisata daerah tersebut, kini menghadapi tantangan serius.
Keterbatasan lahan produktif menjadi isu utama yang membuat para operator wisata kesulitan mencari kebun apel yang benar-benar siap panen dan dibuka untuk wisatawan.
Meskipun permintaan dari wisatawan terus meningkat, terutama saat musim liburan, ketersediaan kebun apel siap petik tidak sebanding. Hal ini disebabkan oleh terus menyusutnya lahan pertanian apel di Batu yang banyak dialihfungsikan menjadi properti atau akomodasi wisata.
Sejumlah operator wisata petik apel mengakui bahwa mereka harus bekerja keras dan bergilir mencari petani yang bersedia bekerja sama untuk membuka kebun mereka.
“Dulu gampang, sekarang harus rebutan dan bahkan harus memesan jauh-jauh hari,” seru Endik Setya Cahya Utama, operator wisata Petik Apel Mandiri di kawasan Desa Tulungrejo, Kecamatan Bumiaji Kota Batu.
Kondisi ini, menurut Endik, diperparah dengan fluktuasi panen apel yang tidak selalu stabil. Ketika produksi sedang menurun, beberapa kebun memilih untuk menjual hasil panennya secara langsung tanpa membuka untuk wisata petik demi mengoptimalkan keuntungan.
baca juga: Demi Bertahan Hidup, Petani Apel Batu Terpaksa “Pensiunkan” Kebunnya
Untuk menyiasati keterbatasan ini, beberapa pengelola agrowisata terpaksa menerapkan sistem bergilir atau membatasi jumlah pengunjung per sesi.
“Posisi lahan sudah mulai banyak yang di jual untuk biaya hidup. Itu dilakukan dengan sangat terpaksa karena 7 tahunan tidak panen. Selain produksi yang meningkat, di tambah cuaca yang mengakibatkan muncul penyakit busuk buah,” pungkasnya. (dik/mzm)