Desa Landungsari Digadang-gadang Menjadi Desa Budaya di Kabupaten Malang

Desa Landungsari Digadang-gadang Menjadi Desa Budaya di Kabupaten Malang
Pertunjukan Wayang Kulit yang digelar di pelataran Situs Wurandungan dengan lakon 'Semar mBangun Kayangan' dengan dalang Ki Dian Permana Putra, seorang Dalang Muda Malangan. (Seru.co.id/dok)

Malang, SERU.co.id – Latar Situs Wurandungan yang berada di Dusun Bendungan, Desa Landungsari, Kecamatan Dau, Kabupaten Malang, menjadi salah satu tuan rumah dalam perayaan Hari Kebudayaan Nasional RI ke-1 di Jawa Timur, Sabtu (18/10/2025). Dengan adanya situs yang diduga sudah ada sejak masa kepemimpinan Mpu Sindok tersebut, Desa Landungsari digadang-gadang bakal menjadi satu-satunya di Kabupaten Malang menjadi Desa Budaya.

Kepala Dusun Bendungan, Rudi Harianto menerangkan, perayaan Hari Kebudayaan Nasional RI ke-1 sekaligus HUT ke-80 TNI tersebut berjalan dengan khidmat dan meriah. Karena juga ada pertunjukan wayang kulit dengan lakon ‘Semar mBangun Kayangan’ dengan dalang Ki Dian Permana Putra, seorang Dalang Muda Malangan.

Bacaan Lainnya

“Ini se-Jatim, yang pesertanya yang jelas dari komunitas budaya yang ada di Jawa Timur, orang budaya itu yang datang. Dari masyarakat sendiri juga banyak. Ya antusias sekali meskipun kemasannya sederhana,” seru Rudi, saat dikonfirmasi SERU.co.id, Senin (20/10/2025).

Kasun Bendungan, Rudi Harianto (kiri) bersama perangkat Desa Landungsari. (Seru.co.id/dok)
Kasun Bendungan, Rudi Harianto (kiri) bersama perangkat Desa Landungsari. (Seru.co.id/dok)

Dirinya membeberkan, keberadaan dugaan struktur candi tersebut menjadi daya tarik sendiri dan menjadi panggilan para pemerhati untuk menjaga dan merawat peninggalan ini. Sehingga dengan ini, ia berharap kedepannya Desa Landungsari akan dijadikan sebagai Desa Budaya. Para pemerhati budaya diantaranya berasal dari Malang Raya, Pandaan, Mojokerto, Blitar, Nganjuk, Madiun dan Kediri.

“Intinya, kedepan Desa Landungsari ini jadi Desa Budaya. Mungkin belum ada ya di Kabupaten Malang, tapi kita mengusahakan, bahwasanya di Desa Landungsari ini ada situs kita pelihara, kita rawat, kita lestarikan. Jangan sampai hilang dan jangan sampai hilang dari budaya, kemarin kita memang arahnya nanti jadi Desa Budaya di Kabupaten Malang,” bebernya.

Rudi berharap, kegiatan perayaan Hari Kebudayaan Nasional RI ke-1 ini akan digelar secara berkelanjutan di latar Situs Wurandungan ini, sehingga tidak berhenti disitu saja. Namun dirinya juga mengaku, rencana tersebut juga membutuhkan persetujuan dengan banyak pihak lainnya.

“Kalau dari kita usahakan kita ada, tapi yang tetap kebijakan dari semua, seperti pemerintah semua elemen. Dari semua orang budayawan pun juga berkeinginan untuk menjadi agenda tahunan, jadi tidak sampai disini tidak,” ungkapnya.

“Tetap kalau kita untuk kegiatan di situs. Untuk kegiatan budaya kita difokuskan di situs,” imbuh Rudi.

Rudi menambahkan, dengan kegiatan ini kedepannya diharapkan proses ekskavasi dan pembebasan lahan situs Wurandungan tersebut bisa segera dilanjutkan. Sehingga kedepannya, lokasi tersebut akan bisa digunakan untuk berbagai kegiatan budaya, sehingga secara tidak langsung mengangkat wisata budaya sejarah juga di Kabupaten Malang.

“Tindak lanjut dari BPK Wilayah 11, situs itu nanti bisa dieskavasi lanjutan, kemudian pembebasan lahan situs. Otomatis bisa dibuat untuk tempat berkumpulnya atau aktivitas budaya yang di Kabupaten Malang, mungkin atau khususnya di desa Landungsari. Kedepannya bisa menjadi sentra kebudayaan lah, tempat itu kita jadikan seperti itu,” bebernya.

Kades Landungsari, Asyarul Khakim diapit Babinsa dan Babhikamtibmas (Seru.co.id/dok)
Kades Landungsari, Asyarul Khakim diapit Babinsa dan Babhikamtibmas (Seru.co.id/dok)

Sementara itu, Kades Landungsari, Asyarul Khakim menyampaikan, Pemerintah Desa Landungsari sangat mendukung akan pengembangan Situs Wurandungan ini. Kedepannya diharapkan bisa berkembang jadi tempat wisata.

“Sekarang ini kita masih mengkaji perihal rencana perluasan lahan di sekitaran situs yang sekarang ini sebagian masih ditanami oleh warga. Pemdes masih menghitung anggaran untuk pembebasan lahan tersebut. Rencananya ditempat itu akan kita tanami pohon-pohon yang diambil dari berbagai tempat di Nusantara,” ungkapnya.

Asyarul menambahkan, rencana pembangunan kantor desa yang baru juga akan dibangun gedung Museum Desa yang menampung arca dan benda-benda lainnya dari situs Wurandungan. Sehingga generasi mendatang akan bisa menghargai karya leluhur.

“Kita juga masih memantau terus perkembangan situs, karena masih akan ada proses ekskavasi lanjutan dari pihak Tim Balai Pelestarian Kebudayaan (BPK) wilayah XI Mojokerto. Semoga setelah selesai akan segera bisa menjadi tempat wisata Desa Budaya yang nantinya bisa dikelola Pemdes dan masyarakat sekitar akan merasakan manfaatnya juga,” pungkasnya.

Diketahui, kegiatan tersebut juga turut mengundang Menteri Kebudayaan RI, Fadli Zon. Namun, karena beberapa kepentingan lain pria dikenal sebagai politikus, sejarawan dan aktivis tersebut tidak bisa hadir dalam gelaran perayaan Hari Kebudayaan Nasional RI ke-1 di Kecamatan Dau itu. (wul/mzm)

 

disclaimer

Pos terkait

klan ucapan HUT Pemprov Jatim dari Bank jatim