Sukses Budidaya Ikan Nila Modal 9 Tambak Omzet Ratusan Juta

https://lh3.googleusercontent.com/proxy/7dBnEuYitDfD9OGIcy4c5J4Q1O1WRfYuTNeoWeY3nPq7zMNFHnGTdnrC-GmeV-3RpVzXRjxEFRbmRgVCireVKlD2KzhhNJOpFHLOwxvTb2ca15iGwIcgZp3HuTtpt-3C47WXqK_InD3CUw
credit unair

Ikan nila merupakan salah satu pilihan konsumsi keluarga. Selain rasanya yang enak, harganya juga terjangkau. Sedangkan dari sisi penjual atau produsen, usaha budidaya ikan nila menawarkan keuntungan yang cukup menggiurkan.

Usaha ikan nila bisa diterapkan di beberapa jenis kolam yang bervariasi. Namun salah satu yang paling populer baru-baru ini adalah menggunakan  terpal kolam. Selain metode pembuatannya yang praktis dan cepat, tipe kolam yang satu ini dinilai lebih terjangkau daripada kolam konvensional.

Bacaan Lainnya

Ujang, pria asal Desa Jabon, Kecamatan Parung, Kabupaten Bogor adalah salah seorang petani yang sukses menekuni usaha budidaya ikan nila. Bermodalkan 9 petak tambak, Ujang membangun kolam di atas tanah warisan dari orang tuanya. 

Baca juga : Warga Kebonsasi Manfaatkan Aliran Sungai Untuk Budidaya Ikan Nila

Kini, 9 tambak telah meningkat menjadi 42 tambak. Ia pun telah sanggup mengirimkan pasokan ikan nilai sebanyak 1 ton per hari, dengan harga rata-rata sekitar Rp9.000,- untuk setiap kilogramnya.

Pada tahun 1997 Ujang pertama kali terjun dalam usaha perikanan dengan membudidayakan ikan gurame. Benar-benar dari nol, ia hanya punya sedikit pengetahuan tentang budidaya ikan. Tapi lambat laun ilmunya semakin berkembang hingga berhasil meraih kesuksesannya saat ini.

Permintaan pasar yang semakin bervariasi mendorong Ujang untuk mengalihkan usahanya ke jenis ikan yang lain, seperti mujair, patin, ikan mas, lele, dan tentu saja nila. Jenis ikan terakhir inilah yang kemudian membuat usaha perikanan Ujang makin berkembang.

Pertama kali, Ujang membeli induk ikan nila dari pembibit di Sukabumi. Ikan nila tergolong mudah dalam pembesarannya, sehingga usaha Ujang tidak menemui  kendala berarti.

Prospek pembesaran ikan nila di daerah Jawa Barat cukup bagus. Permintaan ikan nila lebih banyak dibandingkan jenis ikan yang lain. Apalagi pelaku usaha budidaya ikan nila juga masih cukup jarang. Hingga kini hanya ada empat daerah yang menjadi pusat ikan nila di Jawa Barat, antara lain Purwakarta, Jati Luhur, dan Subang.

Menurut Ujang, modal awal yang harus dikeluarkan untuk budidaya ikan nila adalah sebesar Rp21,7 juta, yaitu untuk pengadaan bibit dan pembuatan kolam. Sedang untuk biaya operasional, pengeluaran Ujang bisa mencapai Rp26 juta dalam satu bulan, khusus untuk pembelian pakan berupa pellet dan postal.

Jenis ikan nila yang dipelihara Ujang adalah nila hitam jenis gift, gesit, dan kakap. Satu indukan ikan nila sendiri dapat menghasilkan 6.000 butir telur untuk pengembangan benih.  Sementara kapasitas hasil panen dari tambaknya sebesar 4 kuintal. Lalu untuk memenuhi permintaan sebesar 1 ton per hari, Ujang mengambil sebanyak 6 kuintal dari rekan sesama pembesar ikan nila di daerah lain.

Baca juga : Si Ikan Nila Antarkan Kota Malang Raih Penghargaan Top Inovasi dari Kemenpan RB

Ujang mengaku bahwa ikan nila menyumbang omzet mencapai 48 persen dari total penghasilannya per bulan. Semua tambak yang ia miliki menghasilkan omzet Rp450 juta per bulan. Sekitar Rp200 juta di antaranya ia peroleh dari ikan nila.   

Kedepannya, Ujang berharap dapat meningkatkan usahanya dengan menambah modal. Ia ingin membuka kios pemasaran sendiri di pasar daerah setempat, agar ia dapat menjual hasil panennya secara langsung kepada konsumen.

 

Deskripsi: Usaha budidaya ikan nila dapat dilakukan menggunakan jenis kolam apa saja. Berikut kisah sukses seorang petani asal Bogor yang belajar usaha pembesaran ikan nila secara otodidak dan bermodalkan sepetak tanah warisan dari sang ayah.

 

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *