Batu, SERU.co.id – Forum Desa Wisata (Fordewi) Kota Batu sukses menggelar Rapat Kerja (Raker) akhir tahun di Kedai Kuliner Rakyat Mojorejo, Desa Mojorejo, Jumat (19/12/2025) malam. Pertemuan yang dihadiri perwakilan desa wisata se-Kota Batu ini menjadi momentum penting untuk mengevaluasi capaian setahun terakhir sekaligus mematangkan strategi menyambut tahun 2026.
Ketua Fordewi Kota Batu, Mohamad Dadi, mengungkapkan bahwa tahun 2025 merupakan tahun penuh prestasi bagi desa wisata di Kota Batu. Salah satu pencapaian paling membanggakan adalah keberhasilan Fordewi menembus pasar internasional melalui ajang MATTA Fair di Malaysia.
”Tahun ini kita berhasil membawa nama Kota Batu ke kancah internasional. Dampaknya luar biasa, kita bahkan sukses mengundang Kementerian Pariwisata dari Indonesia dan Malaysia untuk hadir langsung meninjau Desa Wisata Tulungrejo,” seru Dadi.
Memasuki tahun 2026, Fordewi telah menyiapkan sejumlah program unggulan yang lebih spesifik dan berdampak luas. Fordewi memastikan akan kembali mengikuti ajang MATTA Fair 2026 yang direncanakan berlangsung pada bulan September mendatang. Selain itu pihaknya juga akan fokus pengembangan akan diarahkan pada wisata pengolahan susu di Kampung Brau.
“Kampung ini memiliki keunikan tersendiri di mana populasi sapi lebih banyak daripada jumlah penduduknya, menjadikannya sentra produksi susu terbesar di Kota Batu,” ungkapnya.
Dadi juga mengungkapkan, Fordewi pada 2026 juga akan melakukan pengembangan desa wisata berbasis budaya akan diperkuat melalui berbagai festival untuk meningkatkan daya tarik destinasi. Ditambah lagi inovasi “Sambang Desa” untuk berkunjung ke desa wisata yang belum bergerak maksimal
“Fordewi meluncurkan program “Sambang Desa”, program ini dari usulan anggota forum sebagai solusi untuk membangkitkan kembali semangat desa-desa wisata yang belum aktif. Sambang Desa akan dikemas dalam konsep rutinan ‘ngopi bareng’ sambil diskusi santai untuk mencari solusi atas kendala yang dihadapi rekan-rekan di desa,” imbuh Dadi.
Dadi optimis, melalui sinergi dan komunikasi yang lebih cair seperti ini, seluruh desa wisata di Kota Batu dapat tumbuh beriringan. Semakin kompetitif di tingkat nasional maupun internasional.
“2026 semoga Desa Wisata di Kota Batu lebih berkembang,” pungkasnya. (dik/ono)








