Malang, SERU.co.id – Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kota Malang meluncurkan program Gerakan Ayah Mengambil Rapor (Gemar) di akhir semester ganjil 2025/2026. Melalui program ini, pihaknya mendorong kehadiran orang tua untuk mendukung perkembangan psikologis anak di sekolah.
Kepala Disdikbud Kota Malang, Suwarjana menjelaskan, selama ini keterlibatan orang tua dalam urusan pendidikan anak didominasi oleh kaum ibu. Mulai dari rapat sekolah hingga pengambilan rapor, kehadiran ayah dinilai masih sangat minim.
“Selama ini yang merumat pendidikan anak itu kebanyakan ibu. Padahal peran ayah juga sangat penting untuk memberikan dukungan psikologis,” seru Jana, saat dihubungi awak media via sambungan telepon, Rabu (17/12/2025).
Jana mengakui, realitas tersebut membuat dirinya prihatin akan tumbuh kembang anak. Menurutnya, tumbuh kembang anak tidak hanya dinilai dari aspek fisik, tapi juga dari aspek psikologis dengan keterlibatan peran orang tua dan guru.
“Karena itu dibuatlah program ini, supaya ayah bisa ikut merasakan dan terlibat langsung dalam proses tumbuh kembang anak. Program ini bertujuan meningkatkan kedekatan emosional dan dukungan psikologis ayah terhadap putra-putrinya di lingkungan sekolah,” ungkapnya.
Pria kelahiran Bantul itu mencontohkan, dalam satu kelas biasanya hanya satu hingga dua ayah yang hadir saat rapat atau pengambilan rapor anaknya. Ia menilai, kondisi tersebut bukan semata-mata akibat kesibukan pekerjaan.
“Kalau alasan bekerja, sebenarnya bisa izin. Ini lebih ke budaya, sehingga perlu didorong kesadarannya,” katanya.
Program Gemar sendiri merupakan inisiatif dari BKKBN Provinsi Jawa Timur yang mendapat dukungan penuh dari Disdikbud Kota Malang. Melalui program ini, ayah diharapkan hadir langsung saat pengambilan rapor sebagai bentuk perhatian dan dukungan terhadap capaian belajar anak.
“Pengambilan rapor rencananya hari jumat, tapi ada sebagian itu yang memberikannya hari kamis. Kemudian sehari setelahnya rapor di kembalikan ke sekolah untuk di simpan, supaya tidak hilang,” terangnya.
Selain kehadiran fisik, para ayah diimbau untuk mendokumentasikan pengambilan rapor bersama anaknya. Dokumentasi ini diharapkan menjadi simbol kedekatan antara ayah dan anak.
“Anak itu butuh dukungan psikologis, dan itu tidak hanya dari ibu. Peran ayah sangat besar untuk membangun kedekatan emosional, apalagi bagi ayah yang selama ini mungkin terkesan cuek,” tuturnya.
Surat edaran pemberitahuan terkait Gerakan Ayah Mengambil Rapor sudah disampaikan ke semua sekolah, salah satunya SDN Kedungkandang 1. Pihak sekolah kemudian membuat surat pengumuman dan diteruskan bagi para wali murid.
Salah satu orang tua siswa SD Kedungkandang 1, Tri Wahyuni mengatakan, dirinya sudah menerima surat pemberitahuan dari sekolah. Ia menyambut baik program tersebut, sebagai bentuk perhatian terkait keterlibatan peran ayah dalam pendidikan anak.
“Program ini sangat baik, supaya peran ayah juga terlihat dalam memantau pendidikan anak. Saya bersyukur, selama ini suami saya begitu perhatian ke anak dan sering mengambilkan rapor di sekolah,” kata perempuan berkacamata itu.
Meski demikian, Yuni mengakui, sang suami belum bisa terlibat dalam pengambilan rapor kali ini. Sang suami belum lama ini menjalani operasi dan harus banyak beristirahat total.
“Suami saya masih sakit dan saya berharap beliau lekas sembuh. Tapi saya bersyukur, selama ini suami saya begitu perhatian dan dekat dengan anak-anak di rumah,” tandasnya. (bas/mzm)








