BB TNBTS Sosialisasi Penutupan Kawasan Bromo Tengger Semeru Tahun 2026, Ini Jadwalnya!

BB TNBTS Sosialisasi Penutupan Kawasan Bromo Tengger Semeru Tahun 2026, Ini Jadwalnya!
Kepala BB TNBTS, Rudijanta Tjahja Nugraha SHut MSc (baju orange) menyampaikan, sosialisasi jadwal rencana penutupan kawasan TNBTS pada tahun 2026. (rhd)

Malang, SERU.co.id – Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (BB TNBTS) menyampaikan Sosialisasi Jadwal Rencana Penutupan Kawasan TNBTS tahun 2026. Beberapa jadwal penutupan tersebut terkait agenda rutin tahunan, kegiatan masyarakat adat Tengger dan upaya menjaga konservasi alam di kawasan TNBTS.

Kepala BB TNBTS, Rudijanta Tjahja Nugraha SHut MSc menyampaikan, tujuan sosialisasi jadwal penutupan kawasan TNBTS pada tahun 2026. Pertama, untuk peningkatan dan perbaikan pelayanan. Kedua, memberikan kepastian bagi wisatawan.

Bacaan Lainnya

“Ketiga, memberikan kepastian bagi pelaku usaha jasa dan sarana di TNBTS. Sebab secara perekonomian, TNBTS mendukung sektor pariwisata di kawasan tersebut. Harapannya, penutupan TNBTS, selain konservasi, juga memberikan dampak positif bagi masyarakat, pelaku usaha/jasa setempat dan wisatawan,” seru Rudi, sapaan akrabnya, saat sosialisasi di Aula BB TNBTS, Rabu (17/12/2025).

Disebutkannya, TNBTS dikenal dengan geomorfologi unik, keanekaragaman hayati tinggi dan adat budaya Tengger. Alasan penutupan, karena kawasan TNBTS perlu istirahat dengan pertimbangan:

  1. Alam butuh jeda untuk memulihkan diri, lantaran tanah, habitat tumbuhan dan satwa perlu waktu tanpa gangguan. Agar ekosistem bisa kembali sehat.
  2. Melindungi nilai budaya dan religi masyarakat setempat.

“Tercatat, 586.714 pengunjung pada tahun 2025, meningkat signifikan dibanding pandemi Covid-19 dengan 18.027 pengunjung pada tahun 2021. Dengan kondisi saat ini, vegetasi dan satwa liar mulai terdegradasi,” imbuh Rudi, di hadapan kepala desa, camat, Polsek, perwakilan hotel, pemangku adat Tengger, PHRI, Paguyuban Jip, Paguyuban PKL, Paguyuban Kuda di kawasan TNBTS, serta awak media.

Berikut Jadwal Rencana Penutupan Kawasan TNBTS pada Tahun 2026:

  1. Penutupan pendakian Gunung Semeru (Ranu Kumbolo) pada Januari hingga Maret 2026.
  2. Pada bulan Januari, agenda penutupan Akhir Wulan Kapitu pada 17 Januari 2026 pukul 15.00 hingga 18 Januari 2026 pukul 23.59.
  3. Pada bulan Maret, agenda Hari Raya Nyepi pada 18-19 Maret 2026.
  4. Pada bulan April, agenda penutupan setelah Libur IdulFitri pada 6 April 2026 pukul 09.00 hingga 12 April 2026 pukul 10.00.
  5. Pada bulan Mei, agenda Hari Raya Kasada dan Pembersihan Pasca Kasada, pada 30 Mei 2026 pukul 09.00 hingga 2 Juni 2026 pukul 10.00
  6. Pada bulan Desember, agenda penutupan Awal Wulan Kapitu, pada 9 Desember 2026 pukul 15.00 hingga 10 Desember 2025 pukul 23.59.

Selain itu, dasar penutupan Penutupan Kawasan TNBTS antara lain:

  1. Peraturan perundangan PP 28 tahun 2011 pasal 31.
  2. Pertimbangan ilmiah dan kondisi khusus.
  3. Praktik di kawasan konservasi lain.
  4. Kronologis penutupan di Bromo sebelumnya .

“Mengingat kondisi saat ini, jalur jip tidak tertata membentuk pola jaring laba-laba di landskap Bromo. Sehingga merusak habitat anggrek Tosari, rumput Malelo dan ular Bhumi Tengger. Serta banjir di beberapa lokasi, yang diakibatkan pemadatan tanah menyebabkan banjir di jalur jip sekitar Lembah Watangan, Bungkah Dingklik dan lainnya,” tandas Rudi.

Senada, Akademisi Fakultas Pertanian Prodi Kehutanan Universitas Brawijaya (UB), Prof Cahyo Prayogo menyampaikan, seberapa penting relaksasi dan pemulihan kawasan konservasi. Serta strategi relaksasi dan pemulihan yang efektif.

“Keanekaragaman hayati Indonesia, salah satunya ada di kawasan konservasi TNBTS. Ibarat manusia, setelah sakit/stress, tanah, habitat tumbuhan dan satwa butuh waktu istirahat. Wujud upaya istirahat tersebut, melalui penutupan di kawasan TNBTS ini,” ungkap Prof Cahyo.

Disebutkannya, beberapa satwa yang mengalami degradasi ekosistem, besar kemungkinan disebabkan karena merasa habitatnya sudah tak lagi kondusif. Sehingga satwa tersebut memiliki bermigrasi, karena tak mudah menyesuaikan, sehingga menyebabkan kepunahan.

“Ketika alang-alang lebih mendominasi saat musim kering, maka berpotensi terjadinya kebakaran. Besar kemungkinan dipicu oleh aktivitas manusia, misal rokok dan sebagainya. Contoh lainnya, kebakaran Bukit Teletubbies pada September 2023 lalu, karena kembang api pre wedding,” tukas Prof Cahyo.

Sementara itu, Sekretaris Paruman Dukun Tengger Pandita Kawasan Tengger, Bambang Suprapto membahas, kearifan Tengger. Tentang praktik religi dan budaya dalam menjaga alam dan komunitas.

“Paruman Dukun Tengger Pandita ini isinya para pimpinan adat Tengger. Ada 18 peraturan adat yang telah dikonsultasikan dengan beberapa ahli dari perguruan tinggi dan tokoh adat, baik provinsi Jatim maupun pusat,” ucap Bambang.

Dicontohkannya, terkait terbang layang, dalam peraturan adat tidak diperbolehkan terbang di atas kawasan adat. Karena aktivitas terbang di atas kawasan termasuk perbuatan melanggar adat.

“Diyakini masyarakat adat, ada leluhur yang muksa di kawasan Tengger tersebut. Tak hanya di daratan, tapi juga lapisan langit di atasnya,” ungkap Bambang. (rhd)

disclaimer

Pos terkait

iklan KKB Bank jatim