Walking Tour Living Museum Selecta, Kupas Semangat Kerakyatan Bangun Tempat Wisata Peninggalan Belanda

Walking Tour Living Museum Selecta, Kupas Semangat Kerakyatan Bangun Tempat Wisata Peninggalan Belanda
Melihat dari dekat tempat tidur bekas ruang istirahat Presiden Soekarno ketika menginap di Villa Bima Shakti, Taman Rekreasi Selecta. (dik)

Batu, SERU.co.id – Taman Rekreasi Selecta terus memukau pengunjung dengan pesona alam dan sejarahnya yang kaya di tengah dinginnya udara pegunungan. Kini Selecta juga menawarkan “Walking Tour” untuk mengetahui sisi lain obyek wisata yang dibangun atas semangat kerakyatan dan gotongroyong warga.

Marketing Communication(Markom) Taman Rekreasi ​Selecta, Andi Ervan mengatakan, memulai pengalaman “Walking Tour”, Pengunjung diajak berjalan kaki menelusuri sejarah Selecta yang telah berdiri sejak tahun 1928. Perjalanan dimulai dari depan Loby Hotel Selecta yang merupakan bangunan awal yang didirikan Fransiscus Reyter De Wild warga kebangsaan Belanda.

Bacaan Lainnya

“Fransiscus Reyter De Wild anak dari pengusaha pabrik gula di Banyumas, dia merupakan keturunan ke 13 dari Dinasti keluarga De Wild Pada tahun 1943 ia di tangkap dan diasingkan ke Bandung lalu meninggal pada tahun 1945 di dalam tahanan,” serunya.

Walking Tour Living Museum Selecta, Kupas Semangat Kerakyatan Bangun Tempat Wisata Peninggalan Belanda
Foto yang mendokumentasikan kedatangan Ir. Soekarno pada kunjungan ke-2 di Kota Batu. (dik)

Usai di depan Lobby Hotel, pengunjung bisa melanjutkan perjalanan ke Aula Hotel Selecta. Selain digunakan untuk berbagai acara, ditempat itu pula Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) dilaksanakan setiap tahunnya. Pasalnya, saham dari PT.Selecta ini sendiri dimiliki oleh warga, khususnya warga Desa Tulungrejo, Kecamatan Bumiaji, Kota Batu.

“Setelah dibeli dari Ahli waris keluarga De Wild, sebanyak 47 orang menginisiasi untuk membangun Taman Rekreasi yang hingga kini terus berkembang. Nama-nama mereka tercatat di sebuah monumen yang ada di pintu masuk Taman Rekreasi Selecta,” ucapnya.

Perjalanan setelah itu dilanjutkan ke kawasan de Brandarice Villa. Bangunan Ini juga merupakan bangunan kamar hotel berbentuk Bungalow yang dibangun oleh pendiri pertama. Villa-villa ini menjadi satu kawasan dengan Villa Bima Shakti yang memiliki nilai historis kental dengan perjuangan kemerdekaan bangsa Indonesia. Terdapat pula tanda patok titik Nol Selecta yang digagas langsung oleh Bung Karno sebagai simbolik dari titik awal kelahiran pariwisata pada masa modern.

“Dari titik Nol Selecta kita bisa melihat ke arah salah satu sudut ruang di Villa Bima Shakti tempat Bung Karno berkontemplasi di sana,” ujarnya.

Dari titik nol Selecta, pengunjung bisa melanjutkan perjalanan mendaki jalan berupa tangga batu menuju Villa Bima Shakti. Sebelum diubah namanya menjadi Villa Bima Shakti, bangunan tersebut masih bernama Villa De Brandarice. Karena sudah masuk Cagar Budaya, akhirnya Villa Bima Shakti kini tidak dapat sembarangan untuk digunakan pengunjung/tamu hotel.

“Beberapa larangan diantaranya dilarang merokok, dilarang menyentuh atau memindahkan barang, dan terutama dilarang lompat-lompat di tempat tidur,” ungkapnya.

Suasana berbeda juga dirasakan pengunjung saat memasuki kamar dan ruangan yang pernah digunakan Presiden Soekarno dan Bung Hatta untuk menginap di Selecta. Meja kursi bekas tempat “merenung” dan meja kursi bekas tempat favorit Bung Karno untuk menulis buku masih tertata rapih disana. Lengkap dengan foto dokumentasi “Jadoel” yang membuktikan kedatangan Soekarno saat sudah menjabat sebagai Presiden RI di tahun 1955.

Melanjutkan perjalanan ke arah wahana permainan dan kolam di Taman Rekreasi Selecta, pengunjung bisa melihat “Selecta Living Forest”. Hutan yang berfungsi sebagai Vetiver/penahan longsor sekaligus tempat penyimpanan air. Tanaman yang dominan tumbuh disitu adalah Cemara pinus karena sengaja dipilih oleh De Width sebagai identitas Selecta.

“Setelah melewati kawasan Selecta Living Forest, pengunjung akan dapat melihat Taman Lumut. Ini merupakan Tanaman Lumut terbesar kedua setelah Taman Lumut di di Cibodas,” cetusnya.

Menurutnya, Taman lumut ini juga berfungsi menjadi Bio Indicator. Sebagai bukti bahwa air yang ada dan mengalir di Selecta adalah air yang bersih dan menyehatkan. Ini dibuktikan pula dengan kebiasaan beberapa pengunjung Tionghoa yang setelah melaksanakan ritual spiritual di Gunung Kawi, dilanjutkan dengan mandi di Selecta setiap tahunnya.

“Tidak mungkin lumut itu akan dapat tumbuh subur apabila airnya tidak benar-benar bersih. Taman lumut ini sebagai bukti alam yang dapat dilihat langsung oleh pengunjung,” imbuhnya.

Perjalanan selanjutnya yang tudak kalah seru adalah perjalanan menuju kolam mandi Selecta (Zweembad) yang tersohor karena bening dan langsung dari sumber mata air. Pengunjung juga sapat mendengarkan cerita dari Guide tentang kisah Selecta yang pernah direbut oleh militer Jepang di tahun 1942. Kemudian pada saat tahun 1949, kawasan Selecta sempat menjadi sasaran Operasi Militer oleh Sekutu hingga dibombardir dan hancur lebur.

“Pasca ditinggal kosong sekian tahun, akhirnya atas inisiatif Bapak Santoso Tarno Atmodjo, Tahun 1952 Selecta dipugar dan di buka kembali. Pak Santoso itu mantan pegawai Selecta era Royter De Witdh yang selanjutnya bersama 46 warga Tulungrejo termasuk keluarganya sebagai pemegang saham dengan nama NV. Selecta,” imbuhnya.

Zweembad (Kolam Renang) yang ada di Taman Rekreasi Selecta juga memiliki cerita unik tersendiri. Di samping memiliki papan luncur yang masih kokoh dari jaman Belanja hingga saat ini, Kolam renang Selecta dulu juga dibangun dengan standart Internasional yang terbaik se Hindia Belanda.

“Saat itu kolam renang Selecta pernah di pergunakan sebagai tempat Kejuaraan Olahraga Renang tingkat Dunia. Dokumentasinya masih rapi terpajang di salah satu sudut ruangan di Selecta ini,” pungkasnya. (dik/ono)

 

disclaimer

Pos terkait

klan ucapan HUT Pemprov Jatim dari Bank jatim